Sudah 112 tahun berlalu sejak meinggalnya pelopor kebangkitan perempuan pribumi Raden Adjeng Kartini. Namun apakah perjuangannya sudah membuahkan hasil? Yuk, know yourself better to see whether or not you are a feminist!
How would you react to this:
1. “Due date-nya sih masih bulan depan, tapi semoga anak pertama saya laki-laki.”
2. “Hush! Jadi perempuan kok pecicilan?!.”
3. “Anak perempuan kalau pulang jangan malam-malam! Malu nanti diomongin sama tetangga.”
4. “Digodain sama laki-laki di jalan? Salah sendiri pakai baju begitu!.”
5. “Jangan samain dengan kakakmu, dong. Kamu kan laki-laki yang bakal jadi kepala keluarga. Jadi kamu harus kerja!”
6. “Ga baik laki-laki itu bersih-bersih atau masak. Nanti dia jadi keperempuan-perempuanan.”
7. “Ih, kamu jangan terlalu asik kerja! Kalau ketuaan nanti ga ada laki-laki yang mau, lho.”
8. “Nanti setelah kita nikah, aku aja yang kerja dan kamu yang urus rumah. Ya?”
Jawabanmu:
Kebanyakan A
You are not. But, you should be!
Banyak orang yang menganggap feminisme sebagai gerakan seksisme terhadap laki-laki. Kenyataannya, tidak. Feminism is just the idea that women are people too. Feminis hanya berupaya menyamakan hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan. Dan di luar sana, banyak perempuan yang butuh dukunganmu.
Kebanyakan B
You are a feminist!
Kamu percaya bahwa laki-laki dan perempuan itu setara dan ingin semua perempuan mendapatkan perlakuan serta kesempatan yang sama dengan laki-laki. Kamu tidak membenci gender apapun, apalagi ingin menjatuhkan laki-laki, membuat mereka merasa buruk, atau ‘mendikte’ perempuan bagaimana menjalani hidupnya. Kamu hanya ingin semua orang merasakan kegembiraan dalam membuat pilihan untuk dirinya sendiri.
Selamat Hari Kartini!