Gerald dan Keberanian yang Ia Temukan Kembali

Gerald dan Keberanian yang Ia Temukan Kembali

Menapaki babak baru sebagai mahasiswa bukanlah hal yang mudah. Ada masa orientasi, tugas-tugas baru, dan lingkungan yang terasa benar-benar berbeda dari masa SMA. Tahun ini, aku merasakan semuanya. Namaku Gerald Vishio, mahasiswa semester satu jurusan Teknik Industri.

Rutinitas baru ini membuatku belajar menyesuaikan diri, tapi sebelum sampai di fase ini, ada satu pengalaman yang diam-diam membentuk siapa diriku hari ini. Sebuah fase yang mengubah cara pandangku terhadap dunia, dan bahkan terhadap diriku sendiri, yaitu menjadi relawan. Lucunya, semua itu berawal dari satu alasan, yaitu Fear of Missing Out (FOMO).

Dari FOMO ke Dampak Nyata

Kisah relawanku dimulai sekitar September 2024. Saat itu, aku baru selesai mempersiapkan tes masuk kuliah. Waktu senggang membuatku merasa canggung, terlalu lama diam di rumah, tapi juga belum bisa benar-benar melangkah ke kampus.

Awalnya masih cari-cari kegiatan volunteer tapi masih belum bertemu dengan yang cocok, hingga akhirnya seorang teman menginformasikan ada website untuk mendaftar relawan yaitu indorelawan.org, dan katanya ada kegiatan relawan yang lokasinya nggak jauh dari rumah. “Lumayan buat isi waktu kosong sebelum kuliah,” begitu pikirku.

Sebenarnya awalnya cuma iseng, sekadar cari kegiatan sambil nunggu tes kuliah. Bisa dibilang karena FOMO.”

Tanpa rencana besar, tanpa ekspektasi. Aku hanya ingin ikut karena takut ketinggalan momen. Tapi siapa sangka, keputusan sesederhana itu justru membawaku ke perjalanan yang mengubah banyak hal dalam hidupku.

Mengajar, Belajar, dan Menemukan Makna Baru

Aku mulai bergabung di Yayasan Unedo Berguru Kasih sebagai relawan pengajar bersama tim Scifun.
Tugas kami terlihat sederhana, membantu adik-adik prasejahtera belajar pelajaran dasar seperti Matematika dan Bahasa Indonesia.

Namun, seiring waktu aku menyadari, kegiatan ini jauh lebih besar dari sekadar “bimbingan belajar.”

Yayasan ini punya sistem yang rapi. Setiap anak memiliki tingkatan belajar, catatan perkembangan, bahkan rapor layaknya sekolah formal. Tidak ada paksaan agar semua anak harus bisa sama cepatnya. Mereka belajar sesuai ritmenya, dan kami para relawan hadir bukan untuk menuntut, tapi untuk menemani.

Kami bukan hanya mengajar, tapi mungkin sedang membantu adik-adik ini membuka pintu lain dalam hidup mereka, pintu yang mungkin selama ini tertutup karena keadaan.

Di setiap senyum kecil, setiap tawa mereka saat berhasil menjawab soal, aku mulai memahami arti kata “berdampak.” Bukan seberapa besar tenaga yang kuberikan, tapi seberapa besar ketulusan yang kubawa.

Tempat yang Mengajarkan Arti Tumbuh

Semakin lama di Yayasan Unedo Berguru Kasih, aku mulai menemukan hal yang lebih dalam. Tempat ini bukan hanya wadah berbagi ilmu, tapi juga ruang untuk belajar menjadi manusia. Setiap anak yang kami temui membawa cerita tentang ketekunan. Setiap relawan yang hadir membawa semangat tentang kebaikan.

Dan dari sinilah, aku pelan-pelan belajar tentang keteguhan dan rasa syukur.

Berada di yayasan ini membuatku terus termotivasi untuk berbagi kebaikan, dan sekaligus belajar dari mereka yang tak pernah menyerah, meski keadaan sering kali tidak mudah.

Dari anak-anak itulah aku belajar: keberanian tidak selalu muncul dengan gemuruh besar. Kadang, ia tumbuh pelan-pelan, seperti tunas kecil yang akhirnya berani menembus tanah keras untuk menyapa cahaya.

Belajar Berani dari Kelas Kecil

Aku termasuk orang yang pendiam dan cenderung introvert. Dulu, berbicara di depan banyak orang adalah hal yang paling menegangkan bagiku. Aku takut orang lain tidak memahami penjelasanku. Takut salah bicara.

Tapi mengajar mengubah itu semua.

Di awal, aku masih sering grogi. Suaraku gemetar, dan rasanya setiap mata yang menatap membuatku makin gugup. Tapi perlahan, aku belajar bahwa komunikasi bukan soal “berani,” melainkan soal “terbiasa.” Setiap kali aku mencoba, aku jadi sedikit lebih percaya diri.

“Sekarang aku sudah bisa bicara di depan anak-anak dengan tenang, bahkan menikmati setiap prosesnya. Ternyata aku cukup berani melakukan semua itu.”

Dan mungkin inilah makna self-leadership bagiku, berani memimpin diri sendiri untuk mencoba hal yang menakutkan, tetap hadir meski gugup, dan memberi diri ruang untuk berkembang. Tidak ada yang berubah secara instan, tetapi setiap langkah kecil dalam kerelawanan mengajariku bahwa memimpin orang lain dimulai dari memimpin diri sendiri terlebih dahulu.

Bloom: Ketika Semua Tumbuh Bersama

Kalau Yayasan Unedo Berguru Kasih adalah seorang manusia, aku akan menyebutnya teman yang menumbuhkan. Teman yang tidak pernah memaksa, tapi selalu mengajak kita untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Dari pengalaman ini, satu kata yang bisa merangkum semuanya adalah “Bloom.” Tumbuh. Mekar. Berkembang.

Aku bukan hanya belajar memberi. Aku belajar merasakan.
Tentang empati yang tumbuh, keberanian yang muncul, dan keyakinan bahwa setiap langkah kecil bisa membawa perubahan.

Kalau hidup ini ibarat perjalanan, maka jadi relawan dan bertemu Yayasan Unedo Berguru Kasih lewat Indorelawan adalah persinggahan paling penuh kesan. Dari kalian, aku belajar bahwa membantu orang lain bukan soal seberapa besar tenaga yang kita punya, tapi seberapa tulus hati yang kita bawa.”

Untuk Kamu yang Masih Ragu Menjadi Relawan

Banyak orang ingin bermanfaat, tapi belum tahu harus mulai dari mana. Menurutku, menjadi relawan adalah salah satu kesempatan emas untuk tumbuh menjadi manusia yang lebih utuh.

Jadi relawan bukan cuma tentang membantu orang lain, tapi juga tentang menemukan kepemimpinan dan bagian dari dirimu yang mungkin belum pernah kamu kenali sebelumnya.

Kalau kamu dapat kesempatan itu, langsung ambil. Jangan ragu. Karena kamu nggak pernah tahu perubahan apa yang akan terjadi, karena ini bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk dirimu sendiri.

Aku dulu bergabung karena FOMO. Tapi sekarang, aku tahu, kadang hal-hal paling bermakna justru datang dari keputusan sederhana untuk mencoba.

Kalau kamu mau tahu seperti apa rasanya melihat dirimu sendiri tumbuh lewat kebaikan, yuk mulai langkah kecilmu di Indorelawan.org. Siapa tahu, perjalananmu akan seindah dan sehangat ceritaku. Ubah Niat Baik Jadi Aksi Baik Hari Ini. We are always #BetterTogether.

Penulis: Najwa Salsabila
Proofreader: Nabila Aprisanti
Approval: Indorelawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *