“The way I see it, if you want the rainbow, you gotta put up with the rain”, sebuah kutipan dari seorang Dolly Parton yang memandang bahwa hujan adalah suatu peristiwa yang harus dilalui untuk mencapai keindahan sebuah pelangi. Sebuah organisasi bernama Yayasan Terminal Hujan (YTH) memiliki impian untuk mewujudkan keindahan pelangi bagi hidup anak-anak yang tidak seberuntung kita diluar sana.
Anggun Intan Pesona, salah satu penggagas YTH
Berawal dari pertemuan Anggun dengan Ibu drg. Wan Aisyah, mereka memandang bahwa di daerah Kota Bogor khususnya di Terminal Barangnangsiang masih banyak anak-anak yang mengalami masalah pendidikan yang dibarengi dengan ancaman-ancaman seperti turun ke jalan untuk menjadi pengamen, tawuran, bahkan drop out dari sekolah. Melihat hal tersebut mereka sepakat untuk membuat suatu wadah yang bertujuan melakukan pemberdayaan masyarakat di tahun 2011 dengan nama Komunitas Terminal Hujan. Kegiatan Komunitas Terminal Hujan diawali dengan menyusun kurikulum dan rumah bimbingan bagi anak-anak yang tinggal di kampung Kebon Jukut, sepanjang bantaran sungai Ciliwung.
“Awal filosofinya adalah karena kegiatan kami terletak di belakang Terminal Baranangsiang dan selalu kehujanan karena tidak punya tempat berlindung. Harapannya nama yang unik dan catchy ini bisa langsung diasosiasikan dengan mudah oleh calon donor, ujar Anggun dalam memilih nama Terminal Hujan”
Seiring berjalannya organisasi, pada tahun 2016, Komunitas Terminal Hujan memiliki landasan hukum yang legal dan kemudian berubah nama menjadi Yayasan Terminal Hujan (YTH).YTH juga mulai serius melakukan community development bagi para ibu-ibu, berupa pengembangan ekonomi melalui produksi makanan dan barang kerajinan yang bisa memberikan monetary benefit (manfaat moneter) hingga saat ini dengan bekerjasama dengan Universitas Juanda Ciawi, produk Sari Nanas dan Cheese Stick sedang mengurus PIRT Dinkes, juga adanya produksi Kopi Jenaka yang diinisiasi oleh anak-anak YTH.
Kebutuhan dan Tantangan
Alasan YTH bergerak pada bidang ekonomi dan pendidikan didasarkan pada kebutuhan dan tantangan utama yang menimpa kawasan kampung Kebon Jakut. Kasus seperti pengangguran, dikeluarkan dari tempat anak-anak bersekolah, dan perilaku anak-anak tersebut yang cenderung untuk turun kejalan melakukan kegiatan yang kurang positif dan menyita waktu.
Program dan Kegiatan YTH
YTH memiliki beberapa program-program yang sudah berjalan seperti Pembelajaran Baca Tulis, Kegiatan Softskill, Newsletter THINK, Beasiswa yang berkolaborasi dengan perusahaan dan yayasan penyalur dana, Community Development bagi ibu-ibu berserta anak muda melalui Kitchenesia, dan Festival Kampung Labirin.
Festival Kampung Labirin Astra Honda ditemani Walikota Bogor
Pada Desember 2018, YTH melaksanakan Festival Kampung Labirin dimana berkolaborasi dengan Yayasan Astra Honda Motor dan warga Kampung Kebon Jukut, Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor, untuk mewujudkan misi mulia yaitu membangun desa wisata yang bertujuan untuk merubah Kampung Tengah Kota (slump area) dari anak-anak YTH tinggal menjadi sebuah destinasi wisata di Kota Bogor. Konsepnya festival yang sangat unik dan berbeda, yaitu memadukan blusukan kampung, atraksi lokal oleh warga, dan kuliner khas Sunda dari para ibu-ibu.
Warga dan Relawan yang berselfie bersama penari Mojang Priangan
Anggun sebagai founder YTH, berharap kedepannya YTH dapat sebuah social enterprise yang mandiri dengan pendanaan hybrid tanpa 100% mengandalkan dari dana pihak ketiga, bisa mempekerjakan banyak warga yang membutuhkan lapangan pekerjaan, dan membuat model pemberdayaan Kampung Tengah Kota (slump area) yang dapat dipraktekkan bagi beberapa wilayah di Indonesia.
Bagaimana? sungguh menarik bukan aksi-aksi sosial dari YTH. Bagi teman-teman yang tertarik untuk melakukan aksi baik menjadi relawan, dapat melihat website YTH disini yang setiap tahun selalu membuka tawaran bagi relawan untuk Festival yang mereka adakan setiap tahun. Mari teman-teman bulatkan semangatmu dan lakukan aksi baikmu!.
Sumber: