Semua orang ingin punya kulit glowing. Selain bikin betah lama bercermin, kulit glowing juga bisa meningkatkan rasa percaya diri saat berhadapan dengan orang lain. Makanya, orang-orang nggak segan mengeluarkan banyak uang demi beli skincare, body care, dan makeup. Tapi, obsesi manusia untuk jadi glowing ternyata bisa membahayakan Bumi, lho!
Kok bisa?
Coba lihat produk-produk kecantikan yang kamu punya. Ada berapa yang wadahnya terbuat dari plastik? Ada nggak, yang wadahnya terbuat dari bahan selain plastik?
Sebagian besar wadah produk kecantikan terbuat dari plastik. Iya, plastik yang itu, yang sering mencemari laut, membahayakan makhluk hidup, dan butuh waktu ratusan tahun agar bisa terurai. Dilansir dari ellecanada.com, industri kosmetik memproduksi 120 juta unit kemasan setiap tahunnya dan sebagian besar tidak bisa didaur ulang. Bahkan, kemasan yang seharusnya bisa didaur ulang pun nggak semuanya berhasil diolah.
Jumlah tersebut tentunya akan semakin bertambah sejalan dengan permintaan produk kecantikan yang kian tinggi. Akibatnya, jumlah sampah plastik dari kemasan produk kecantikan juga akan semakin banyak.
Kita bisa lihat gambarannya di rumah kita masing-masing. Kalau kita lagi aktif-aktifnya merawat kulit, pasti jenis dan jumlah produk kecantikan yang kita beli jadi semakin banyak, ‘kan? Setelah isinya habis, kita jadi punya banyak botol dan wadah kosong yang kita buang begitu saja.
Di sinilah masalah terbesarnya. Dilansir dari egsa.geo.ugm.ac.id, sebagian besar TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) di Indonesia mengelola sampah dengan metode open dumping (sampah dibiarkan begitu saja tanpa diproses) dan landfill (sampah dipadatkan lalu dilapisi tanah). Akibatnya, semua sampah—termasuk sampah kemasan produk kecantikan yang kita gunakan—berpotensi mencemari air dan tanah.
Wajah kita, crush kita, sampai wajah para influencer yang ‘meracuni’ kita untuk jajan banyak produk kecantikan mungkin memang jadi glow up. Tapi, sebaliknya, Bumi kita tercinta malah jadi glow down.
Eits, tapi tenang. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dan menangani sampah kemasan produk kecantikan, kok! Yuk, kita cari tahu gimana caranya bisa glowing bersama-sama dengan Bumi!
Memikirkan baik-baik jumlah dan jenis produk kecantikan yang diperlukan sebelum membeli
Jangan sampai kita membeli produk kecantikan yang sebetulnya nggak kita butuhkan. Dipakai nggak, menambah jumlah sampah iya. Selain berkontribusi mengurangi jumlah sampah, kita bisa sekalian berhemat melalui cara ini!
Membeli produk kecantikan dalam ukuran besar
Kalau kita sudah cocok banget dengan suatu produk, ada baiknya kita membeli yang ukuran besar. Dengan begitu, kita nggak akan menghasilkan terlalu banyak sampah. Cara ini juga bikin kita nggak perlu terlalu sering mikirin produk favorit sudah mau habis.
Memilih produk kecantikan yang wadahnya dari kaca atau lainnya
Berbeda dengan wadah plastik yang tahan lama tapi nggak bisa dimanfaatkan ulang, wadah kaca masih bisa kita pakai lagi. Wadah kaca bekas suatu produk kecantikan bisa kita gunakan sebagai wadah produk kecantikan DIY, tempat permen, dan lainnya.
Pelajari serta dukung brand kecantikan yang memiliki komitmen dan aksi nyata untuk menjaga lingkungan
Saat ini, sudah semakin banyak brand yang sadar bahwa hal-hal yang mereka lakukan bisa berdampak buruk pada lingkungan. Beberapa di antaranya sudah bertindak untuk meminimalisasi dampak tersebut. Di antaranya ada Lush, The Body Shop, Love, Beauty & Planet, hingga Avoskin. Nanti kita bahas lebih lanjut ya, apa aja sih yang mereka lakukan?
Memilah sampah kemasan produk kecantikan berdasarkan jenis, ukuran, atau brand, lalu membawanya ke tempat penampungan khusus
Beberapa brand menyediakan program penampungan sampah kemasan produk kecantikan yang mereka hasilkan. Brand kosmetik BLP (By Lizzie Parra), misalnya—menjalankan program TABFT (There’s A Box For That), yang mana pelanggan bisa membawa kemasan kosong produk-produk BLP ke offline stores BLP dan menukarnya dengan poin.
Untuk brand tertentu yang belum memiliki program serupa, kita bisa mengumpulkan dan mengirimkan kemasan kosongnya ke komunitas yang memiliki misi menangani sampah produk kecantikan. Salah satunya adalah Greener Glam (IG @greenerglam.id), komunitas pecinta lingkungan asal Tangerang yang berfokus pada sampah produk kecantikan. Greener Glam memiliki dua program, yaitu pengumpulan sampah kemasan produk kecantikan untuk didaur ulang serta pengumpulan skincare layak pakai & kosmetik kedaluwarsa untuk didonasikan.
Kalau kamu tertarik dengan visi misi Greener Glam, kamu bisa membaca lebih lengkapnya di https://www.indorelawan.org/organization/63181beeeee4a900292114c9.
Nggak ada yang salah dengan keinginan dan usaha untuk punya kulit glowing. Namun, kita juga nggak boleh abai dengan dampak yang dirasakan Bumi. Dengan menerapkan cara-cara sederhana di atas, kita bisa tambah glowing sambil menjaga kebersihan Bumi. Hebat, ‘kan?
Referensi:
https://www.ellecanada.com/beauty/skincare/beauty-industry-plastic-pollution
https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-inovasi-pengelolaan-sampah-di-indonesia/
Penulis: Anak Agung Salvira
Penyunting: Renita Yulistiana