Viral dan Hidden Gem, dua hal yang kini marak untuk diikuti. Tak mau ketinggalan, setiap orang merasa perlu terlibat dalam kegembiraan untuk mengikuti suatu tren. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan-makanan viral seperti boba, matcha, cromboloni, es kopi susu, atau pun makanan lainnya.
Tanpa kita sadari makanan-makanan tersebut umumnya makanan manis yang tinggi gula, bahkan satu cup es kopi memiliki kandungan gula sekitar 13 gram, padahal menurut pedoman gizi seimbang, batas konsumsi gula satu hari adalah 50 gram/hari atau sekitar 4 sendok makan. Bayangkan jika kita mengkonsumsi es kopi tersebut dengan makanan lain dan secara rutin?
Konsumsi gula yang berlebihan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam tubuh, yang dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan resistensi insulin dan berdampak terkena penyakit Diabetes Melitus atau umumnya dikenal sebagai “penyakit gula”.
Dalam sepuluh tahun terakhir penderita diabetes melitus di Indonesia meningkat pesat, pada tahun 2021 mencapai hingga 19,47 juta, padahal diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian nomor 3 tertinggi di Indonesia.
Kini sedang ramai pembahasan diabetes melitus pada usia muda, bahkan menurut data Laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia, diabetes melitus mengalami lonjakan sebesar 70 kali lipat pada anak di bawah 18 tahun dari tahun 2010 ke 2023.
Lonjakan tersebut menunjukkan bahwa diabetes melitus bukan hanya penyakit pada orang tua, melainkan dapat menjangkit beragam usia bahkan anak-anak dan remaja. Sebagai generasi muda, kita perlu menjadi generasi yang melek terhadap penyakit kronis ini untuk bisa memutus matarantainya.
Tips Menjadi Generasi Muda Peduli Diabetes Melitus
1. Mengatur Pola Makanan
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2018 didapatkan bahwa tingkat konsumsi makanan manis dan minuman manis di Indonesia sangat tinggi, hal tersebut membuat kita perlu lebih bijak dalam mengkonsumsi makanan manis.
Membiasakan diri mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang perlu dilatih sejak dini, dengan mengenal pentingnya asupan makanan bukan hanya sekedar kenyang melainkan untuk menunjang kesehatan, salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang cukup protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan serat.
Memastikan asupan makanan tidak melebihi kebutuhan harian, dapat membatasi asupan makanan kita secara berlebih, jika ingin mengetahui berapa kebutuhan harian kita dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi lebih lanjut.
2. Mengelola Aktivitas Fisik
Katanya rebahan sambil scroling handphone merupakan kenikmatan duniawi, padahal kegiatan tersebut kurang melatih aktivitas fisik, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kualitas fisik yang rendah, sehingga mudah mengantuk, mudah lelah, pegal-pegal, hingga menjadi kurang produktif.
Kegiatan harian seperti bekerja, belajar ataupun beres-beres rumah merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan, akan tetapi kegitan tersebut perlu diimbangi dengan olahraga secara rutin seperti berjalan, kita memerlukan 10.000 langkah setiap harinya untuk menjaga kebugaran tubuh.
3. Mengikuti Kegiatan Relawan
Mengenal diabetes melitus lebih dekat dengan menjadi relawan Sobat Diabetes Indonesia, bisa menjadi salah satu bentuk kepedulian kita untuk mendukung penderita diabetes melitus di Indonesia dalam upaya edukasi dan menyebarkan pencegahannya.
Sejalan dengan Visi Sobat Diabetes Indonesia yaitu “Bersama kita melakukan pencegahan diabetes di kalangan masyarakat termasuk usia dini”. Dalam rangkaian kegiatan Hari Diabetes Nasional, SobatDIA mengajak relawan dalam menggaungkan campaign #GaungkanIndonesiaDaruratDiabetes.
Gula memanglah manis, namun jika berlebih ternyata dapat menimbulkan penyakit kronis. Mari mulai membatasi asupan manis dalam upaya pencegahan diabetes melitus! Kamu bisa mulai #10JamAksiBaik dan ubah niat baik jadi aksi baik hari ini bersama Indorelawan!
Penulis: Hestri Nurjanah
Penyunting: Renita Yulistiana