Tren YONO: Dari Sosmed Menuju Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Tren YONO: Dari Sosmed Menuju Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menghadirkan arus informasi yang begitu derasnya. Tidak terkecuali tren yang berseliweran dengan bebas di sosial media. Baru-baru ini, tren You Only Need One (YONO) menjadi perbincangan publik setelah sebelumnya merebak tren You Only Live Once (YOLO). 

Di era modern, dua tren hidup ini menjadi sorotan: You Only Live Once (YOLO) dan You Only Need One (YONO). YOLO seolah mengajak untuk menikmati hidup tanpa batas, mengejar pengalaman yang memacu adrenalin, dan menjalani setiap momen seolah hari ini adalah yang terakhir. Sebaliknya, YONO hadir dengan pendekatan lebih bijak, mengingatkan kita untuk hidup minimalis dan fokus pada kebutuhan esensial demi keberlanjutan. Kendati demikian, sejatinya kedua hal ini sama-sama mendorong kita untuk lebih sadar dalam mengambil keputusan, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.  

Mengapa Tren YONO? 

Mungkin Teman Relawan bertanya-tanya mengenai tren yang satu ini. YONO atau You Only Need One kini semakin populer khususnya dikalangan generasi muda. Sosial media kerap mempromosikan tren yang satu ini. Tren yang muncul di awal tahun 2025 ini, nampaknya hadir di waktu yang tepat karena dapat menjadi pilihan dan bagian dari resolusi hidup yang umumnya dirumuskan sebagian besar orang di setiap pergantian tahun. 

Nyatanya, tren You Only Need One tidak hanya berkaitan dengan satu aspek. Konsep ini dapat diterapkan guna mengelola keuangan, mengatur pola konsumsi, manajemen waktu, hingga mendukung keberlanjutan lingkungan. Konsep ini mungkin tidak asing dengan konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya, misalnya minimalism yang diperkenalkan oleh Marie Kondo. 

Konsep “You Only Need One” mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak terletak pada seberapa banyak yang dimiliki, tetapi pada kualitas dan makna yang dapat diberikan pada setiap hal. Hal ini sejalan dengan filosofi gaya hidup minimalis yang dipopulerkan oleh Marie Kondo. Dengan pendekatan KonMari Method, ia mendorong kita untuk hanya menyimpan barang yang spark joy—atau benar-benar membawa kebahagiaan.

Bagaimana dampak Tren YONO bagi lingkungan? 

Tren “You Only Need One” tidak hanya mengubah cara kita memandang kebutuhan, tetapi juga membawa dampak besar pada gaya hidup ramah lingkungan. Dengan memilih kualitas daripada kuantitas, tren ini mendorong kita untuk lebih bijak dalam konsumsi. Alih-alih membeli banyak barang dengan umur pendek, kita diarahkan untuk berinvestasi pada satu barang berkualitas yang tahan lama dan fungsional.

Penurunan limbah konsumsi, pengurangan jejak karbon dari produksi massal, dan minimnya barang yang berakhir di tempat pembuangan sampah adalah hasil yang dapat dinikmati. Gaya hidup ini selaras dengan prinsip keberlanjutan: menggunakan lebih sedikit, memanfaatkan lebih lama, dan mendukung produk yang dibuat secara etis. “You Only Need One” bukan hanya soal hidup minimalis, tetapi juga langkah kecil untuk melindungi bumi dengan keputusan yang lebih bertanggung jawab.

Bagaimana memulai langkah kecil menjalani gaya hidup ramah lingkungan? 

Teman Relawan dapat memulai menerapkan You Only Need One (YONO) dengan hanya memilih satu barang yang benar-benar esensial dan berkualitas. Dari langkah kecil ini, maka kamu turut dapat mengurangi konsumsi berlebihan, limbah, dan jejak karbon.

Misalnya, alih-alih membeli banyak pakaian murah, pilih satu item yang awet dan multifungsi. Atau, daripada menimbun alat rumah tangga, gunakan barang yang bisa memenuhi berbagai kebutuhan sekaligus. Prinsip ini mendorong hidup lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap dampak konsumsi terhadap lingkungan. 

Teman Relawan juga bisa menyuarakan dan membagikan pengalaman yang dimiliki melalui media sosial untuk mengajak semakin banyak orang agar peduli lingkungan, misalnya melalui tren YONO ini. Ternyata memulai gaya hidup ramah lingkungan tidak harus sulit, cukup dengan satu keputusan kecil maka kamu sudah ikut menjaga bumi. Jadi, apa “satu hal” pertama yang akan Teman Relawan pilih? Yuk, coba temukan aktivitas seru lainnya untuk berkontribusi bagi lingkungan dengan mengunjungi website Indorelawan

Penulis: Monica Rini
Penyunting: Renita Yulistiana

Sumber Gambar
Referensi 1
Referensi 2
Referensi 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *