Di dunia yang semakin cepat dan penuh tekanan ini, konsep slow living menjadi semakin penting. Kamu mungkin seringkali terjebak dalam rutinitas yang membuat kamu kehilangan makna akan hidup, fokus hanya pada kesibukan dan produktivitas tanpa memberi ruang untuk merenung. Rasanya seperti berada dalam siklus yang susah dihentikan, sehingga sulit untuk berhenti sejenak dan berpikir tentang apa yang benar-benar penting. Slow living menawarkan cara baru, yaitu mengajak kamu agar lebih sadar akan diri dan lingkungan, serta menikmati momen-momen kecil yang sering terabaikan.
Buku “The Things You Can See Only When You Slow Down” karya Haemin Sunim mengingatkan pentingnya mengambil waktu sejenak untuk menghargai setiap detik yang kamu jalani. Dalam buku tersebut, Haemin Sunim menunjukkan bahwa kehidupan yang bermakna tidak diukur dari seberapa banyak yang kamu capai, melainkan dari bagaimana kamu bisa menikmati perjalanan hidup.
Pentingnya Slow Living di Era Modern
Dengan semakin banyaknya tuntutan dalam hidup modern, slow living menjadi gerakan yang tidak hanya penting, tetapi juga sangat dibutuhkan. Slow living mengajak kamu untuk hidup lebih sadar, berhenti sejenak dari rutinitas, dan menikmati momen-momen kecil. Ini bukan berarti kamu harus menghindari produktivitas, tetapi lebih tentang memilih untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Di dunia yang terus mendorong kamu untuk “cepat” dan “lebih”, kamu mungkin merasa kehilangan koneksi dengan diri sendiri. Akibatnya, stres dan kelelahan menjadi teman dalam rutinitas sehari-hari. Dengan memperlambat ritme, artinya kamu memberi diri waktu untuk bernapas, merasakan, dan menemukan makna dalam setiap tindakan. Slow living juga memberi kamu kesempatan untuk menciptakan keseimbangan, memperhatikan apa yang dibutuhkan, dan lebih hadir dalam setiap langkah hidup.
Slow Living ala The Things You Can See Only When You Slow Down
Buku ini mengirim pesan yang kuat tentang pentingnya berhenti sejenak untuk merenungkan setiap langkah dalam hidupmu. Haemin Sunim, seorang biksu Buddha dan penulis, mengajak kamu untuk memperhatikan hal-hal yang sering terlewat saat kamu terlalu sibuk.
Beliau mengingatkan bahwa dunia tidak akan runtuh jika kamu mengambil waktu untuk diri sendiri. Justru, dengan memperlambat ritme hidup, kamu bisa melihat keindahan dan peluang yang selama ini terabaikan. Buku ini akan membimbingmu untuk hidup lebih bijaksana, merangkul ketenangan, belas kasih, dan pemahaman yang lebih dalam tentang dirimu sendiri.
Buku ini juga yang membahas tentang relasi sosial dan pekerjaan, Haemin menekankan pentingnya memprioritaskan hal-hal yang membawa kebahagiaan sejati. Kamu tidak perlu mengikuti ritme orang lain; kamu berhak menentukan langkah sendiri, selama itu membawa ketenangan.
Slow Living dalam Dunia Kerelawanan (Komunitas Generasi Literasi – Kampung Buku)
Prinsip slow living sangat relevan dalam dunia kerelawanan. Ketika kamu memutuskan untuk menjadi relawan, secara alami kamu akan terlibat dalam tindakan yang penuh perhatian, memberikan waktu dan energi tanpa harapan imbalan materi. Sebagai relawan, kamu diharapkan peka terhadap kebutuhan orang lain. Hal ini sering melibatkan kemampuan untuk berhenti sejenak dari kesibukan, mendengarkan, dan hadir sepenuhnya.
Dalam dunia kerelawanan, memperlambat berarti memberikan perhatian penuh pada orang yang kamu bantu. Bukan soal berapa banyak uang atau waktu yang kamu berikan, tetapi tentang kualitas interaksi dan dampak yang kamu berikan. Slow living mengajarkan bahwa kepedulian dan perhatian adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang berarti.
Di tengah kesibukan hidup modern saat ini, menjadi relawan bisa jadi cara untuk berhenti sejenak, kembali terhubung dengan komunitas, dan menemukan makna lebih dalam tentang hidupmu. Kerelawanan mengingatkan bahwa melayani orang lain tidak hanya memberi manfaat bagi mereka yang dibantu, tetapi juga memperkaya jiwa kamu sendiri.
Mengapa Kerelawanan adalah Bagian dari Slow Living?
Mengambil waktu untuk menjadi relawan adalah salah satu bentuk slow living paling otentik. Di dunia yang sering berfokus pada “aku”, kerelawanan mengajarkan kamu untuk memusatkan perhatian pada “kita”. Hal ini membantu kamu untuk berhenti sejenak dan menyadari bahwa ada hal-hal yang lebih besar daripada diri sendiri.
Bagi kamu yang ingin menerapkan prinsip slow living dalam hidup, memulai dengan menjadi relawan adalah langkah awal yang tepat. Kamu bisa bergabung dengan berbagai inisiatif sosial yang sesuai dengan minatmu. Misalnya, jika kamu peduli dengan pendidikan, kesehatan mental, atau lingkungan, ada banyak kesempatan relawan yang bisa kamu temukan di platform seperti Indorelawan.
Sebagai relawan, kamu tidak hanya memperlambat ritme untuk dirimu sendiri, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi orang lain. Jadi, mulailah melangkah dengan tenang, hadir dalam setiap momen, dan temukan kebahagiaan dalam melayani. Karena hidup bukan tentang seberapa cepat kamu berlari, tetapi tentang seberapa dalam kamu merasakan setiap langkah perjalanan.
Ayo Jadi Relawan dan Mulai Praktikkan Slow Living!
Jika kamu terinspirasi oleh konsep slow living dan ingin mempraktikkannya, menjadi relawan bisa jadi jalan yang bermakna. Jadilah bagian dari gerakan yang tidak hanya memperlambat dirimu, tetapi juga membantu orang lain mencapai kesejahteraan.
Ayo, ubah niat baik menjadi aksi baik yang nyata!
Kunjungi Indorelawan dan temukan berbagai peluang untuk berkontribusi di komunitas yang membutuhkan. Dengan menghentikan sejenak, kamu tidak hanya menemukan kedamaian untuk diri sendiri, tetapi juga menciptakan perubahan bagi dunia di sekitarmu!
Penulis: Nabila Aprisanti
Editor: Renita Yulistiana
Referensi:
- Buku The Things You Can See Only When You Slow Down oleh Haemin Sunim
- https://en.brilio.net/viral/ulasan-buku-the-things-you-can-see-only-when-you-slow-down-oleh-haemin-sunim-nikmat-ala-slow-living-24100320.html
- https://www.alodokter.com/slow-living-gaya-hidup-lambat-di-tengah-kehidupan-yang-serba-cepat
- https://knowledge.unv.org/evidence-library/the-causal-relationship-between-volunteering-and-social-cohesion-a-large-scale-analysis-of-secondary-longitudinal-data
- https://www.verywellmind.com/what-are-the-mental-health-benefits-of-volunteering-5248549