Aktivisme Lewat Cosplay dengan Menyebarkan Kreativitas

Aktivisme Lewat Cosplay dengan Menyebarkan Kreativitas

Aktivisme sering kali diasosiasikan dengan demonstrasi atau kampanye sosial yang vokal. Namun, bagi Ryan Rafif Satrio Wibowo, aktivisme bisa dilakukan dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan: lewat dunia cosplay.

Ryan, seorang mahasiswa S1 Sistem Informasi sekaligus streamer dan cosplayer berusia 23 tahun, menjadikan cosplay sebagai media untuk mengekspresikan dirinya serta menginspirasi banyak orang.

“Saya awalnya diajak teman untuk cosplay di acara sekolah. Awalnya malu, tapi lama-lama saya menikmati karena bisa menyalurkan kreativitas, membuat kostum, dan bermain peran,” ungkap Ryan.

Cosplay: Subkultur yang Berkembang Pesat

Cosplay bukan sekadar mengenakan kostum. Bagi Ryan, cosplay adalah bentuk ekspresi kreatif yang dapat menyebarkan hiburan positif tanpa perlu menggunakan pendekatan yang agresif.

“Cosplay adalah kegiatan memakai kostum dan meniru karakter dari film, anime, komik, atau video game. Saya sering cosplay sebagai Kirito dari Sword Art Online dan Leon dari Resident Evil 4,” jelasnya.

Cosplay telah berkembang menjadi subkultur global. Ryan aktif dalam berbagai komunitas, seperti Angkringan Event dan Solid Shinyu Senkai di Indonesia serta Cosplay for a Cause di Amerika Serikat.

Tantangan dalam Dunia Cosplay

Seperti hobi lainnya, cosplay memiliki tantangan tersendiri. Salah satu hambatan terbesar yang dialami Ryan adalah rasa malu.

“Dulu saya pemalu, tapi bergabung dalam komunitas cosplay membuat saya lebih percaya diri. Bertemu teman-teman dengan minat yang sama membuat saya merasa tidak sendirian.”

Selain itu, pembuatan kostum juga bisa menjadi tantangan, mulai dari bahan yang sulit ditemukan hingga desain yang rumit. Ryan mengatasi hal ini dengan mencari bahan alternatif dan meminta bantuan dari ahli kostum.

Menyebarkan Pesan Positif Lewat Hiburan

Ryan percaya bahwa aktivisme tidak harus selalu dilakukan dengan cara yang frontal. Baginya, menyebarkan pesan positif bisa dilakukan melalui hiburan, seperti cosplay dan live streaming.

“Saya live streaming sambil cosplay, dan itu membantu menyebarkan pesan tanpa kekerasan. Hiburan juga bisa menjadi media edukatif yang menyenangkan.”

Untuk mereka yang ingin berkontribusi tetapi merasa belum punya cukup waktu, Ryan memberikan tips sederhana:

“Mulailah dari langkah kecil. Sama seperti bermain game, dari level kecil lama-lama naik level. Buat jadwal harian agar bisa menambah aktivitas jika ada waktu luang.”

Peluang dan Masa Depan Cosplay

Ryan terinspirasi untuk terus berkarya dalam dunia cosplay karena kecintaannya pada teater dan akting.

“Saya suka teater dan akting, jadi cosplay menjadi cara saya menyalurkan minat tersebut.”

Ia juga melihat peluang besar dalam monetisasi cosplay, mulai dari sponsorship hingga jasa pembuatan kostum. Namun, Ryan mengingatkan pentingnya menjaga kebebasan berekspresi dan tidak terlalu terbebani oleh tuntutan komersial.

Menuju Masa Depan Kreatif dan Positif

Ryan optimis dengan masa depan dunia cosplay di Indonesia. Ia berharap semakin banyak orang yang terdorong untuk menyalurkan kreativitas mereka melalui cosplay dan menyebarkan energi positif.

“Kita bisa menjadi agen perubahan lewat dunia hiburan. Tidak harus keras, tapi tetap berdampak positif bagi banyak orang.”

Dengan semangat dan kreativitas tanpa batas, Ryan Rafif Satrio Wibowo membuktikan bahwa aktivisme dapat dilakukan dengan cara yang unik dan menyenangkan. Kamu juga bisa memilih aktivitas tentang isu Seni dan Budaya di website Indorelawan.org

Reporter: Aisyah Azka
Penyunting: Renita Yulistiana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *