Kisah Seru Relawan Pendidikan di Hari Pertama Sekolah (HPS)

Kisah Seru Relawan Pendidikan di Hari Pertama Sekolah (HPS)

Masih ingat program Hari Pertama Sekolah yang diwarnai hashtag #HariPertamaSekolah dan #AntarAnakSekolah tanggal 18-20 Juli 2016 lalu? Media sosial para orang tua dipenuhi dengan foto saat mereka mengantarkan anak-anaknya sekolah di tiga hari itu, baik yang masih TK maupun yang sudah SMA. 

Berita nasional juga dihiasi pembahasan mengenai program Hari Pertama Sekolah (HPS) yang artinya memang kegiatan #HariPertamaSekolah memang disambut dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat kita!

Mantan mendikbud, Anies Baswedan saat itu mengatakan bahwa program ini diadakan sebagai titik awal kolaborasi pendidikan antara sekolah dengan rumah serta demi menciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan. Banyak pihak yang mendukung jalannya kegiatan ini. Termasuk Kak Seto yang merupakan salah satu tokoh peduli pendidikan.

Alih-alih diwarnai dengan kegiatan perpeloncoan yang menakutkan, kegiatan orientasi sekolah diisi dengan banyak kegiatan yang seru dan bermanfaat, salah satunya dengan kampanye #MulaiBicara yang diinisiasi oleh Lentera Sintas Indonesia, mengangkat isu kekerasan seksual di kalangan anak-anak tingkat pendidikan pertama dan lanjut atas (SMP dan SMA/SMK).

Nah, untuk mengawal kegiatan HPS beberapa waktu lalu itu, ada banyak orang baik yang tergerak hatinya untuk terlibat dalam dua aktivitas itu (mengawal Sekolah Aman di kegiatan #HariPertamaSekolah dan kampanye #MulaiBicara). 

Kisah Kawal Sekolah Aman di #HariPertamaSekolah

Novira, Devika, Riski Januar dan Sarah Arini adalah empat anak muda keren yang meluangkan waktu mereka menjadi pengawal #HariPertamaSekolah. Mereka berempat sepakat bahwa menjadi relawan kawal #HariPertamaSekolah merupakan pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan!

Novira yang baru saja lulus SMK mengerti sekali perasaan adik-adik baru menjejak sekolah, “Senang sekali rasanya bertemu dengan adik-adik yang baru masuk ke sekolah yang baru, yang awalnya (mungkin) takut dengan adanya MOS dan takut mengalami kekerasan pada saat MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Dalam sehari saya memiliki target dua sekolah untuk saya kawal dan berhasil saya capai!” 

Selain mengawal kegiatan di dalam sekolah, Novira menemukan fakta lapangan yang membuatnya miris saat menemukan ada adik kecil kelas 2 SD yang sendirian menunggu jemputan di luar sekolah.

“Jujur melihat adegan ini saya merasa terkejut dan iba. Apalagi dia bilang sudah terbiasa menunggu di luar lingkungan sekolah yang (notabene) sudah bukan tanggung jawab pihak sekolah. Saya khawatir terjadi apa-apa, akhirnya saya menunggu adik itu sampai dijemput.”

Hal-hal semacam inilah mungkin yang membuat kemendikbud berusaha mengolaborasikan antara pihak sekolah dengan orang tua. Bahwa ternyata masih banyak adik kecil yang dibiarkan keluarganya sendirian menunggu jemputan tanpa ada orang dewasa yang mendampingi. Tak heran bila kasus kekerasan pada anak masih marak karena tiap pihak (sekolah dan orang tua) saling menyerahkan tugas pengawasan pada satu sama lain.

Keseruan yang sama dialami Devika yang bertugas di hari pertama di SD Beji 6 bersama teman SMA-nya. Aktivitas kawal #HariPertamaSekolah membuatnya seperti terlempar ke masa kecilnya karena SD itu adalah tempatnya bersekolah dahulu. Devika melihat antusiasme para siswa, orangtua, dan guru di hari pertama sekolah. 

“Orangtua bebas melihat anaknya hari pertama berkenalan dikelas, salim bersama ibu guru, dan dikenalkan dengan nyanyian duduk yang rapi!”

Saat ditanyakan apa pengalamannya yang paling berkesan, Devika merasa bahagia diberikan senyum oleh adik-adik manis kelas 1-6 yang melewatinya dan kemudian mengajaknya mengobrol.

”Waktu itu (juga) ada salah satu murid, dia lagi nyari namanya di pembagian kelas yang letaknya agak tinggi jadi dia enggak keliatan. Jadi aku bantu cariin, terus dia ketawa dan bilang terimakasih, itu cukup berkesan karena senang aku juga bisa bermanfaat di situ, hehehe.”

Pengalaman Riski Januar yang ternyata founder dari Komunitas Pelajar juga tidak kalah serunya. Dia melihat bagaimana ramah dan kentalnya suasana kekeluargaan keluarga indonesia apalagi disaat melepas anak-anak mereka ke sekolah. Suasana yang sepertinya hampir hilang digerus kesibukan kerja dan kantoran para orangtua.

Menurut Riski, dari pantauan kegiatan MPLS dari 30 sekolah di Depok semuanya terpantau berjalan aman, nyaman, dan ceria. Bahkan saat ditanyakan apa anak SMA/SMK yang diantar orangtuanya tidak merasa malu, ia menjawab, “Tidak malu kak, malah mereka merasa bangga!”

Tidak hanya di Jabodetabek, keseruan #HariPertamaSekolah juga dirasakan di Bandung. Sarah Arini relawan kawal sekolah aman di Cibiru Bandung bercerita bahwa selama 3 hari MPLS di daerah tempat ia tinggal ini ramai diperbincangkan, “Saya menemui banyak individu-individu yang mengantarkan anaknya di hari pertama sekolah dan mereka senang mendukung program pemerintah. Banyak cerita yang saya alami seperti ketua jurusan yang izin telat ke kampus karena mengantarkan anaknya ke sekolah, atau seorang ibu yang bercerita bahwa ia mendukung hari pertama sekolah dengan mengantarkan anaknya, tetapi kalau pulang sekolah ia izinkan si anak pulang dengan teman-temannya”.

Kampanye #MulaiBicara

Dua relawan dari sekian banyak relawan kampanye #MulaiBicara yang diusung Lentera Sintas Indonesia ke 20 SMP, 20 SMA dan 35 SMK di Jakarta adalah Abdul dan Nova. Tugas sebagai relawan kampanye #MulaiBicara mulai dari memberikan pretest dan post test sedikit tentang kekerasan seksual sampai memberikan materi tentang kekerasan seksual dan bagaimana cara merespons kalau menyaksikan adanya kekerasan seksual atau bahkan menjadi korbannya.

“Seneng bisa sharing sama temen-temen siswa baru tentang kekerasan seksual. Mulai dari kepagian pas hari pertama sampe macet-macetan demi sampe ke sekolah tujuan kami. Seneng bisa ngeliat adik-adik yang ternyata udah aware mengenai kekerasan seksual,” ujar Abdul dengan antusias saat menceritakan pengalamannya.

“Yang paling berkesan sih (saat) ngeliat temen-temen SMA nulis harapan untuk para korban. Mereka semua berharap korbannya mau bicara biar pelakunya cepet ketangkep.”

Nova yang sangat excited dengan kegiatan kampanye #MulaiBicara ini mengaku awalnya sempat merasa agak khawatir menyampaikan sesuatu yang dianggap masih tabu di masyarakat kita. 

“Tapi setelah melihat respons mereka yang heboh, hahaha, (malah) berbagai macam hal positif yang aku dapat (dan) buat aku semakin semangat untuk berkampanye di #MulaiBicara tentang kekerasan seksual.”

Nova menceritakan persiapannya sebelum mengisi kampanye #MulaiBicara yang rasanya tidak cukup hanya dengan mengikuti briefing saja. 

“Untuk persiapan materi udah beres di briefing. Jadi sebenernya persiapan yang ekstra lebih ke mental sih. Biar kita enggak tiba-tiba kena serangan jantung,” seloroh Nova yang sebelumnya mengkhawatirkan kemungkinan bila ada peserta yang menanyakan pertanyaan ‘nyeleneh’ terkait seksualitas.

Seolah baru berlangsung kemarin, Nova menceritakan dengan rinci aktivitas kerelawanannya di #MulaiBicara. Nova bertugas ke lima SMA/SMK di Jakarta dan SMKN 27 Jakarta Pusat adalah yang paling wow buatnya. 

“Dari segi sekolahnya bagus banget, bener-bener keren dan anak-anaknya yang sangat aktif. Aku sampe bingung gimana menjelaskannya karena ini pengalaman yang paling menyenangkan!”

“Pas kita diantar ke ruangannya kita itu disambut sangat meriah, di (kasih) tepuk tangan kayak kita ini artis aja, hahaha.”

 Selain mengagumi keaktifan para peserta kampanye, Nova juga terkagum-kagum dengan adanya beberapa anak berkebutuhan khusus yang rupanya difasilitasi oleh SMKN 27 untuk tetap dapat menempuh pendidikan bersama anak-anak lainnya. Mereka tidak kalah aktif selama pemberian materi edukasi dengan teman-temannya yang lain. 

“Terus pas ada sesi foto-foto pakai tulisan/quote mereka pada narsis-narsis banget minta foto sama kita-kita! Gokil parah!” 

Nova berharap dengan adanya kampanye #MulaiBicara ini, adik-adik SMA/SMK mengetahui lebih dalam mengenai kekerasan seksual dan mampu menjaga diri serta bertanggung jawab atas diri mereka saat berinteraksi dengan lawan jenis. 

Gimana, guys? Cerita-cerita para relawan pendidikan di #HariPertamaSekolah tadi memang seru, kan? Kalau mau merasakan asyiknya berbuat baik dan tidak kehilangan lagi momen event seperti #HariPertamaSekolah tadi, buruan gabung dengan indorelawan.org supaya kamu bisa pantengin aktivitas kerelawanan bidang pendidikan yang memang kamu banget!

Salam pendidikan!


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *