Menemukan Makna Relawan dalam Perjalanan Irene

Menemukan Makna Relawan dalam Perjalanan Irene

Di tengah kesibukan sebagai seorang Virtual HR, trainer, dan advisor di beberapa perusahaan, aku menyisihkan waktuku juga untuk menjadi relawan. Sebagai seseorang dengan latar belakang psikolog industri dan organisasi, aku bisa memberikan kontribusi kepada orang lain sekaligus mengasah diri sendiri dengan berbagi ilmu yang aku punya.

Sebelum bergabung menjadi relawan di Sanggar Taman Mraen Mimpi (STMM), aku sudah ikut beberapa kegiatan relawan lain mulai dari Gerakan Suka Baca, Impaktif.com, dan beberapa komunitas lain melalui Indorelawan. Setiap komunitas memiliki suasana yang berbeda, namun di tiap komunitas tersebut aku ingin terlibat dan berkontribusi. Alasan aku bergabung dengan berbagai macam komunitas melalui indorelawan cukup sederhana: aku ingin berbagi pengetahuan yang aku miliki dengan menjadi narasumber dan konselor karir, sekaligus mempelajari bagaimana cara komunitas yang aku ikuti ini menjalankan organisasinya.

Aku termasuk tipe relawan planner, yang sudah merencanakan semua apa yang akan dilakukan dan bagaimana aku akan memberikan kontribusi nantinya. Begitu juga waktu bergabung di STMM. Saat sebelum bergabung aku punya ekspektasi bahwa saat bergabung nanti ingin turut serta jadi bagian dalam proses pengembangan komunitas tersebut, dan kenyataannya memang sesuai. Memang ada dinamika dalam prosesnya, tapi aku justru belajar banyak dari setiap interaksi, bermusyawarah bersama, melihat bagaimana organisasi berkembang, dan aku merasa bisa berkontribusi sesuai rencana.

Walaupun belum merasakan momen yang “klik” banget dengan suatu organisasi, tapi bagiku cukup dengan merasa nyaman di suatu posisi, sesuai dengan ekspektasi, dan bisa memberikan kontribusi yang sesuai rencana, itu sudah lebih dari cukup. 

Nano-Nano Rasa Bersama STMM

Pengalaman ini membuatku merasakan berbagai macam rasa kayak nano-nano: organisasi tersebut bagaikan sahabat, mentor, sekaligus gebetan, yang bisa memberikan varian rasa dan pengalaman berharga. Ada kalanya terasa hangat dan mendukung, ada kalanya menantang, ada juga saat-saat lucu dan ringan. Semua rasa itu bercampur, dan justru dari situlah pengalaman ini jadi unik. 

Hal yang paling aku syukuri adalah diberikan kesempatan untuk bisa melihat berbagai macam bentuk komunikasi organisasi, walaupun hanya lewat chat. Melalui itu pula, aku belajar banyak tentang keberagaman orang dan cara mereka berinteraksi. Pengalaman ini kemudian mengajarkanku untuk bisa lebih menghargai keberagaman yang dimiliki setiap orang, karena tiap individu memiliki pemikiran, cara komunikasi, dan sudut pandangnya masing-masing.

Ruang Belajar, Bukan Versi Terbaik

Selama menjadi relawan di berbagai organisasi, aku memang belum sampai pada titik bahwa ini adalah versi terbaik dari diriku.

Aku merasa bahwa versi terbaik dari diri sendiri justru muncul ketika aku melakukan self journaling.

Lewat kegiatan journaling ini aku bisa berhenti sejenak dari rutinitas kemudian mengulas apa saja yang bisa aku perbaiki. 

Walaupun begitu, bukan berarti aku memandang kegiatan relawan ini tidak penting dibanding journaling. Justru, pengalaman yang diperoleh saat melakukan kegiatan relawan memberikanku bahan untuk direfleksikan. Setiap interaksi yang terjalin selama mengikuti kegiatan relawan di berbagai komunitas menjadi sebuah cermin buat aku. Yang kemudian membuatku sadar bahwa aku hanyalah bagian kecil dari banyak orang yang ada di alam semesta ini. 

Karena hal itu juga, kalau menggambarkan seluruh pengalamanku sebagai relawan dalam satu kata, aku pilih “Nano”. Kecil dan sederhana tapi penuh makna. Ini bukan lagi soal permen yang campur-campur rasanya, tapi juga tentang sesuatu dalam skala yang lebih kecil. Karena aku melihat diri aku sendiri sebagai bagian kecil dari sesuatu yang jauh lebih lebih besar. 

Pesan untuk Relawan yang Masih Ragu

Masih banyak orang yang ragu untuk memulai sebagai relawan dengan apapun alasan yang menghalanginya, tapi pesanku satu: mulai saja dulu, lihat perkembangan skill-mu, pasti ada! 

Kamu tidak harus menunggu siap secara penuh untuk mencoba. justru keberanian untuk mencoba akan menimbulkan kekuatan yang sebelumnya tidak pernah kamu sadari. Belajar perlahan, perbaiki apa saja yang perlu diperbaiki, dan pada akhirnya kita bisa bertumbuh. Karena sejatinya, menjadi relawan bukan hanya memberi, tapi juga menerima: pengalaman, pelajaran, dan versi baru dari diri kita.

Kalau kamu juga masih mencari-cari versi baru dari dirimu, dan mau coba dengan berbagai hal baru, kamu bisa kunjungi Indorelawan untuk cari tahu organisasi dan komunitas yang bisa kamu ikuti. 

Penulis: Najwa Salsabila
Proofreader: Nabila Aprisanti
Cerita dan dokumentasi hasil interview bersama narasumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *