2 Skill Penting Buat Jadi Relawan

2 Skill Penting Buat Jadi Relawan

Di mana ada relawan, di situ ada masalah. Para relawan mendapat panggilan hati untuk membantu mengatasi masalah-masalah tersebut. Mereka lantas mengerahkan segenap tenaga, waktu, dan kemampuan yang mereka miliki demi itu. 

Betul, nggak?

Nggak ada relawan yang berkumpul begitu saja. Awalnya pasti ada suatu isu tertentu yang perlu disebarluaskan dan diatasi. Isu-isu tersebut bisa jadi sangat beragam, mulai dari isu lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Beberapa orang yang memiliki pemahaman tentang isu tersebut lantas berusaha mencari solusi. Sebagai makhluk sosial, mereka nggak bisa menyelesaikan isu itu sendirian—mereka memerlukan bantuan banyak orang, sehingga lahirlah berbagai kegiatan yang memerlukan sosok relawan.

Berhadapan dengan isu-isu yang ada di masyarakat tentunya bukan hal yang mudah. Tak jarang, para relawan harus berhadapan langsung dengan realita yang pahit. Belum lagi, mereka harus membagi waktu dan mental antara kehidupan pribadi, pekerjaan, dan kegiatan kerelawanan.

Jadi relawan kadang bukan cuma bikin capek fisik. Tapi, bisa jadi ada beban mental yang juga harus ditangani dengan baik. 

Relawan yang sudah lama berkecimpung dalam dunia kerelawanan pun pasti pernah merasakannya. Maka, wajar jika relawan yang baru memulai langkahnya merasa ‘terbebani’ dan mau menyerah.

Eits, tapi tentunya, hal-hal ini bukan alasan untuk batal atau berhenti melakukan kegiatan kerelawanan ya, teman-teman! Sayang banget kalau kita mengorbankan pahala, relasi, dan kegembiraan saat melihat orang lain bahagia karena merasa ‘capek mental’ saat jadi relawan.

Alih-alih menyerah dan lari, kita perlu menghadapi masalah ini.

Ada 2 skill penting yang perlu kamu miliki untuk mengatasi permasalahan ini. Kalau kamu punya 2 skill ini, kamu bisa menjadi relawan tanpa takut ‘capek mental’. Yuk, langsung kita simak!

Memilih isu dan peran yang tepat

Skill ini sangat penting untuk dimiliki, terutama kalau kamu baru mau terjun sebagai relawan. Memang, di dunia ini ada banyak isu yang perlu penyelesaian. Sebagai anak muda yang visioner dan punya empati tinggi, mungkin kamu merasa ingin berkontribusi dalam banyak hal.

Namun, tubuh manusia punya batasan. Waktu yang kita miliki pun ‘hanya’ 24 jam per hari. Jadi, ketimbang membuat diri sendiri kesulitan karena harus memikirkan banyak isu sekaligus, kamu harus memilih satu atau dua isu yang paling tepat untukmu.

Pikirkanlah isu apa yang paling menarik perhatian dan menggugah nuranimu. Kamu bisa mulai dari isu yang ada di sekitarmu, yang berkaitan dengan hobimu, atau yang kamu pahami secara mendalam. Kamu juga bisa melakukan riset melalui internet untuk menentukan isu mana yang paling penting untukmu.

Setelah itu, carilah kegiatan kerelawanan yang berkaitan dengan isu itu. Kamu bisa memulai dari tab ‘Cari Aktivitas’ di indorelawan.org. Ada banyak kegiatan yang bisa kamu temukan di sana.

Nah, setelah mengetahui isu apa yang ‘kamu banget’, kamu perlu memastikan minat dan kemampuanmu terhadap suatu posisi. Kalau kamu punya kemampuan lebih dalam desain, carilah posisi relawan di bidang desain. Kalau kamu suka mengajar anak-anak, carilah kegiatan mengajar. Dengan begitu, kamu bisa berkontribusi secara maksimal, meminimalisasi stres, sekaligus mengembangkan kemampuanmu.

Menguasai manajemen stres

Stres adalah sesuatu yang akan selalu kamu temui. Dia memang menakutkan, tetapi kamu nggak perlu menghindarinya. Sebaliknya, kamu perlu mengenali dia dan mengusirnya dengan cara yang tepat.

Meski isunya memikat hatimu dan posisinya sesuai kemampuanmu, kegiatan kerelawanan tetap berpotensi membuatmu merasa stres. Kamu perlu mengenali gejala stres yang ada. Dilansir dari volunteering England, perubahan perasaan, perilaku, dan kesehatan fisik bisa jadi tanda-tanda stres.

Kamu bisa saja merasa murung atau lelah karena terus berhadapan dengan isu yang berat. Amarahmu mungkin meledak-ledak. Boleh jadi, kesedihanmu memuncak karena suatu isu. Gara-gara itu, kamu jadi mudah marah, mudah menangis, atau lebih pendiam. Bahkan, kepalamu mulai pusing karenanya.

Jika kamu menemukan gejala-gejala seperti itu, jangan takut untuk mengungkapkannya dengan jujur. Katakan kepada rekan relawanmu tentang apa yang kamu alami. Setelahnya, kalian bisa bersama-sama memikirkan cara terbaik untuk menanganinya.

Kamu juga bisa mengurangi stresmu dengan melakukan hal-hal yang kamu sukai. Bersantailah dan tidurlah yang cukup. Jauhkan dirimu sejenak dari isu-isu yang membebanimu, lalu kembalilah saat penatmu sudah berkurang.

Untuk pemahaman yang lebih mendalam, kamu juga bisa mencari informasi melalui sumber-sumber yang terpercaya. Ada banyak akun media sosial tentang kesehatan mental yang bisa jadi batu pijakan awalmu. Kamu bisa mulai dengan mengenali organisasi PT Stress Management Indonesia dan cek Instagram mereka, @stressmanagementindonesia.

2 skill itu mungkin nggak bisa kamu miliki dalam semalam. Perlu banyak riset, perenungan, dan latihan untuk bisa menguasainya. Meski begitu, nggak ada yang mustahil. Jangan pernah lelah untuk ubah niat baik jadi aksi baik ya, teman-teman!

Referensi
http://southamptonvs.org.uk/wp-content/uploads/2016/10/Volunteers-and-Stress.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *