Jadi Relawan Adalah Salah Satu Solusi Kurangi Sampah

Jadi Relawan Adalah Salah Satu Solusi Kurangi Sampah

Pernahkah kamu berkunjung ke sebuah wisata pantai dan menemukan banyak sampah yang berserakan? Pastinya sebelum mengunjungi wisata tersebut kamu pasti akan mencari informasi terlebih dahulu mengenai tujuan kamu seperti mencari gambar, video, dan bahkan arah lokasi menuju wisata pantai tersebut dan akan sangat menyebalkan bukan bila ternyata ekspektasi kamu terhadap tempat wisata pantai tersebut tidak sebanding dengan keadaannya. 

Sumber sampah lautan

Tahukah kamu? Faktanya lautan di perairan Indonesia sudah banyak tercemar, bahkan menurut data dari Aetra sebanyak 75% lautan Indonesia berkategori sangat tercemar, 20% tercemar sedang, dan 5% tercemar ringan. Sebagian sumber pencemaran merupakan sampah plastik. Mungkin kamu sudah banyak mendengar bahwa Indonesia merupakan negara kedua dengan jumlah penghasil sampah plastik laut terbesar di dunia, tapi pernahkah kamu bertanya-tanya dari mana kah asal datangnya sampah-sampah laut tersebut? 

Sampah kiriman

Sampah plastik yang tersebar di lautan bisa jadi berasal dari negara-negara lain. Sampah plastik tersebut mungkin sudah terombang-ambing sejak lama hingga terdampar di pantai Indonesia, mengingat sampah plastik merupakan sampah terlama yang bisa terurai di alam, sehingga sampah kiriman dari berbagai negara sangat masuk akal terjadi. Kita dapat mengidentifikasi sampah tersebut merupakan sampah dari negara lain atau bukan dengan melihat informasi yang tercantum dari kemasan tersebut.

Pengunjung pantai

Pengunjung pantai yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah-sampah yang dihasilkan bisa jadi pemicu tercemarnya pantai. Selain itu lautan-lautan yang bersinggungan langsung dengan jalanan juga seringkali menjadi sasaran yang ‘strategis’ bagi para pengunjung untuk membuang sampahnya ke sana. Sehingga sampah-sampah tersebut sangat mungkin terbawa ombak hingga menuju lautan lepas.

Sistem pembuangan sampah yang serampangan

TPA atau Tempat Pembuangan Akhir di beberapa daerah mengalami over kapasitas seperti TPA Degayu kota Pekalongan. TPA Degayu kota Pekalongan mengalami kesulitan dalam menangani sampah-sampah yang tiba-tiba melonjak tersebut, dalam keterangannya di Kompas TV Pemkot Pekalongan bahkan menyatakan bahwa perlu pembuatan zona baru untuk menampung sampah lantaran sudah tidak ada lagi lahan. Apabila masalah-masalah ini ditemukan di beberapa TPA hal ini dapat menyebabkan longsornya timbunan sampah karena volume sampah yang besar sehingga sampah yang menggunung memungkinkan berjatuhan hingga menuju lautan. 

Sampah rumah tangga

Dikutip dari Econusa.id sampah plastik hingga kini masih menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai bagi lingkungan baik di darat, di laut, hingga di udara. Pada acara Pawai Bebas Plastik yang diselenggarakan oleh Econusa pada 24 juli tahun lalu kak Swietenia dari Divers Clean Action memberikan keterangan bahwa sampah-sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik jenis saset atau yakni sebesar 79,9% dari total keseluruhan sampah yang ditemukan. Selain itu dari kegiatan tersebut juga melaporkan sejumlah perusahaan-perusahaan dengan penyumbang sampah plastik sekali pakai. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan produsen barang kebutuhan sehari-hari atau dikenal sebagai FMCG … (Baca selengkapnya di sini).

Penumpang kapal

Tidak hanya di daratan, penumpang kapal pun bisa jadi sumber tercemarnya lautan Indonesia. Transportasi kapal akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai tujuan, sehingga pihak kapal memfasilitasi koperasi atau kantin yang menyediakan makanan dan juga minuman untuk para penumpang. Adapun jenis makanan dan minuman yang disediakan dalam bentuk kemasan atau instant, mengingat di lautan tidak memungkinkan mendapatkan bahan baku sehingga dibutuhkan makanan praktis seperti mie instan, kopi instant, hingga minuman botol. Ketika penumpang telah selesai mengonsumsinya mereka cenderung membuang sampah plastik bekas makanan dan minumannya ke lautan karena dianggap lebih ‘praktis’ ketika mereka tidak menemukan tempat sampah di tempat mereka makan. Atau mungkin sampah yang mereka kumpulkan tidak sengaja terbawa angin dan jatuh ke laut.

Apa yang terjadi bila sampah plastik memenuhi lautan?

Terancamnya hewan laut

Sampah-sampah yang berada di lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies. Hasil Konferensi Laut PBB pada 2017 lalu menyebutkan bahwa sampah plastik telah membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu mamalia laut, kura-kura laut, dan ikan-ikan dalam jumlah yang besar per tahunnya. 

Selain itu fakta lain menyebutkan bahwa partikel-partikel dari sampah plastik juga berdampak buruk terhadap biota laut. Partikel-partikel plastik yang berukuran sangat kecil (mikro plastik) dapat dikonsumsi secara tidak sengaja oleh ikan atau hewan laut lainnya, sehingga dalam jangka panjang manusia juga akan terkena dampaknya. Hal itu karena manusia mungkin akan mengkonsumsi ikan dan produk-produk dari laut lainnya yang telah menyerap racun dari mikro plastik tersebut. 

Tercemarnya nutrisi tanah dan air tanah

Tahukah kamu air kemasan yang kita konsumsi bisa saja terkontaminasi dengan mikroplastik. Hal itu terjadi karena penjelasan siklus hujan yang telah dipelajari semasa SD dulu. Air laut akan menguap ke atmosfer dalam bentuk gas dan akan menjadi awan yang nantinya akan berubah menjadi air hujan melalui proses kondensasi.

Apabila air laut yang sudah tercemar oleh mikroplastik tersebut menguap dan akan menjadi hujan di daratan makan hal itu akan merusak nutrisi tanah dan air tanah. Air tanah adalah air yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga. Sangat berbahaya bukan apabila air-air tersebut dikonsumsi sebagai minuman?

Migrasi spesies sungai ke laut

Apabila sungai tercemar, makhluk hidup yang berada di dalamnya akan merasa tidak nyaman dan terus bermigrasi menuju perairan yang lebih baik. Apabila air sungai tersebut berujung menuju laut maka spesies-spesies air tawar akan bermuara menuju lautan. Migrasi spesies air tawar menuju laut juga merupakan masalah yang timbul akibat tercemarnya perairan Indonesia. Beberapa spesies mungkin bisa survive di lautan, namun beberapa lagi tidak memiliki toleransi terhadap kadar garam yang tinggi di laut sehingga tidak akan bertahan. 

Menghambat aktivitas nelayan

Air laut yang telah penuh dengan sampah akan menghambat berbagai macam aktivitas nelayan. Nelayan yang bekerja mencari ikan dari lautan mungkin akan kesulitan karena sampah-sampah yang telah tenggelam tersangkut di jaring nelayan. Selain itu mungkin nelayan akan kesulitan mencari sumber penghasilannya karena ikan-ikan telah bermigrasi ke tempat lain mencari tempat yang lebih bersih lagi, belum lagi ikan-ikan yang sudah mati teracuni oleh sampah yang memenuhi lautan. 

Ekonomi warga setempat menurun

Pantai yang merupakan bibir lautan biasanya menjadi sumber penghasilan warga setempat untuk menarik wisata dari berbagai penjuru. Biasanya warga mematok harga bagi pengunjung yang akan masuk ke wilayah pantai. Daya tarik keindahan pantai merupakan motivasi para pengunjung untuk berdatangan ke pantai tersebut. Namun apa jadinya bila ternyata minat pengunjung yang tinggi dan manajemen wisata yang kurang apik membuat pantai semakin lama semakin kotor karena sampah-sampah pengunjung? Pengunjung mungkin tidak lagi berminat berdatangan sehingga yang mulanya minat pengunjung untuk datang tinggi menjadi sedikit.

Sumber pengeluaran negara

Menanggapi berita mengenai Indonesia merupakan negara terbesar ke-2 penghasil sampah di Dunia, pemerintah tentu tidak akan diam. Dalam situasi genting ini berbagai upaya pemerintah lakukan untuk membersihkan laut Indonesia dari sampah-sampah. Mengingat sampah yang begitu banyak dan juga proses yang begitu kompleks dan sulit mengumpulkan sampah di lautan dibandingkan dengan di daratan tentunya membutuhkan dana yang sangat besar. Padahal seharusnya pengeluaran Indonesia yang sebesar itu tidak harus terjadi apabila seluruh warga Indonesia dengan kompak peduli dengan kelestarian perairan. 

Melihat kondisi laut Indonesia sekarang sangat menyedihkan sekali bukan? Padahal lautan Indonesia sangat kaya akan potensinya. Bayangkan saja sebesar 62% wilayah Indonesia berdominan lautan. Tetapi dengan sumber daya yang kaya itu kita justru malah menyia-nyiakannya. Lantas lautan apa yang Indonesia miliki sekarang, lautan air kah atau lautan sampah? 

Dengan keadaan yang begini, belum terlambat bagi kamu untuk menyelamatkan laut Indonesia. Kamu juga bisa ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mendaftarkan diri #JadiRelawan di isu lingkungan melalui website Indorelawan.org. Yuk Ubah Niat Baik Jadi Aksi Baik Hari Ini.

Penulis: Sinta Barokah
Penyunting: Renita Yulistiana

Referensi

https://www.aetra.co.id/sahabat_aetra/detail/62/Indonesia-Lautan-Sampah-Plastik

https://greeneration.org/publication/green-info/dari-mana-sampah-lautan-berasal/

https://bengkulu.antaranews.com/berita/69673/sampah-rumah-tangga-masih-dibuang-ke-laut-bengkulu

https://indonesiabaik.id/infografis/sampah-plastik-laut-mengancam-dan-berbahaya

https://indonesiabaik.id/infografis/infografis-indonesia-kaya-potensi-kelautan-dan-perikanan

https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/7-dampak-sampah-plastik-di-laut-yang-berbahaya-bagi-kehidupan/

https://www.kompas.tv/article/373139/sampah-di-tempat-pembuangan-akhir-pekalongan-melebihi-kapasitas

Referensi Gambar

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *