Mengenal GPAN, tebar semangat literasi negeri

Mengenal GPAN, tebar semangat literasi negeri

Inspirasi menjadi Aksi – Pemuda adalah individu dalam masa transisi dari remaja ke dewasa. Dianggap memiliki peran penting dalam masyarakat, dapat berperan serta berkontribusi sebagai agen perubahan dan diharapkan dapat menjadi pemimpin masa depan di berbagai bidang.

Bermula dari seorang pemuda, Imam Arifaillah Syaiful Huda yang mempunyai motto dalam hidupnya “hidup berguna, mati berjasa”, terpanggil hatinya untuk berkontribusi pada negeri dari melihat permasalahan di sekitar serta solusinya. Imam melihat banyak anak-anak yang kurang mampu untuk mendapat bahan belajar, serta rendahnya minat baca anak-anak yang juga perlu ditangani sejak dini. Itulah awal mula tercetusnya komunitas relawan literasi GPAN, Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara.

GPAN Berdiri Tahun 2015

Dengan semangat, keyakinan dan doa, pada tanggal 25 April 2015 terbentuklah komunitas pengabdian relawan yang bernama “Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara”. Cara yang Imam gunakan dalam mengembangkan komunitas ini dengan memanfaatkan media sosial. Dalam hal ini, jaringan pertemanan dalam media sosial digunakan untuk merekrut anggota, mengomunikasikan ide kreatif kepada teman-teman, dan meminta masukan. Promosi kegiatan ini dibarengi dengan tindakan nyata yaitu menggerakkan kawan-kawan untuk menyumbangkan sebagian buku demi terkumpulnya buku-buku yang akan disalurkan nantinya.

Gambar Logo GPAN Lama dan Baru

Sumber : https://gpan.or.id/profil/sejarah/

Awal mula nama komunitas ini adalah “Perpustakaan Anak Bangsa”, kemudian diganti menjadi “Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara”—yang selanjutnya disingkat dengan “GPAN”. Dengan nama tersebut, Imam, penggagas GPAN, berharap komunitas ini mampu menciptakan gerakan-gerakan yang positif untuk membantu anak-anak yang kurang mampu di seluruh nusantara ini dan semakin banyak tercipta perpustakaan di berbagai daerah.

Langkah Pertama : Membuat Perpustakaan

Awalnya, Imam memanfaatkan jaringan sosial untuk memperoleh buku-buku bekas maupun baru dari teman-teman. Keluar masuk rumah mengambil buku dari beberapa teman yang kemudian akan disumbangkan. Beberapa teman juga membantu untuk mencarikan donatur buku. Hasilnya luar biasa, sekitar 600 buku terkumpul dalam waktu kurang lebih satu bulan. Pemanfaatan media sosial dalam memperoleh buku-buku sangat efektif. Untuk pertama kalinya perpustakaan terbentuk di Desa Pakis Kembar, Malang, Jawa Timur. Harapannya, semoga Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara ini menjadi wadah bagi orang-orang yang ingin mengabdi dengan tulus dan ikhlas, memberikan yang terbaik untuk negeri.

 “Antarkan permata-permata penerus bangsa untuk menjemput mimpi-mimpinya. Dimanapun engkau berada, berusahalah menjadi insan yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena itulah sebaik-baiknya manusia. Salam Mengabdi!” – Imam Arifa’illah Syaiful Huda

Program dan Penataan Organisasi GPAN

Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara bertujuan menyediakan sumber belajar untuk anak-anak agar wawasan dan informasi dapat diperoleh dengan mudah serta menjadi Komunitas terbaik untuk mengembangkan Perpustakaan Anak Nusantara di berbagai daerah yang membutuhkan. Untuk jangka panjang tujuan program GPAN sebagai berikut :

  • Menyiapkan sumber belajar untuk menunjang kualitas sumber daya anak nusantara
  • Mendidik anak nusantara menjadi generasi emas bangsa
  • Mendorong anak nusantara untuk meningkatkan minat baca
  • Mendukung terciptanya perpustakaan anak nusantara di beberapa daerah

Struktur organisasi GPAN meliputi Ketua Umum, Sekretaris dan Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara, Divisi Media & Desain Grafis, Divisi Sumber Daya Masyarakat, Divisi Hubungan Masyarakat, Divisi Dana Usaha & Donasi, Divisi Penelitian & Pengembangan.

Gambar Struktur Organisasi GPAN 2021

Sumber : https://gpan.or.id/struktur-organisasi/

Hingga 7 tahun berjalan, pada awal tahun 2023 GPAN terbentuk dan aktif di 24 Regional yang menyebar di Indonesia, meliputi GPAN Regional Bali, Bandung, Banjarmasin, Ciamis, Depok, Jakarta, Jambi, Jember, Jogja, Kediri, Kepanjen, Lamongan, Madiun, Malang, Medan, Mojokerto, Palu, Pasuruan, Pekalongan, Ponorogo, Probolinggo, Serang, Surabaya, dan Regional Tulungagung.

Perekrutan via Indorelawan.org

Negeri ini benar-benar membutuhkan generasi emas yang peduli. Kepedulian dengan beragam cara tentu akan menciptakan solusi secara nyata. Seperti pesan Imam pada rekan-rekannya di awal pembentukan GPAN ini, “ketahuilah masih banyak anak-anak negeri ini yang membutuhkan uluran tangan kita bersama. Mereka adalah generasi emas penerus bangsa, permata-permata penerus yang harus dijaga, apapun kondisinya kita harus memberikan pengabdian secara nyata.”

Pertanyaan demi pertanyaan lanjutan terus berdatangan. Dari mana ia memperoleh buku-buku untuk disumbangkan? Pendekatan seperti apa yang tepat untuk diberikan kepada sasaran? Bagaimana mengajak orang-orang untuk bergabung dalam komunitas ini? Pada awal pembentukkan GPAN di tiap regional, relawan GPAN menggunakan platform digital dalam penjaringan anggota. Seperti pada 2017 awal terbentuknya GPAN regional Depok menggunakan website indorelawan.org untuk mengenalkan GPAN Regional Depok dan membuka kesempatan pada para pemuda untuk bergabung menjadi relawan melalui Indorelawan.org

Aksi GPAN Saat Pendemi

Menghadapi pandemi Covid-19 Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) ikut andil, seperti pada GPAN Regional Madiun berkolaborasi dengan komunitas Cendekia Membumi turun tangan untuk membantu mencegah penyebaran virus covid-19 dengan cara membagikan masker dan hand sanitizer gratis kepada masyarakat yang tidak bisa melaksanakan WFH (Work From Home). Seperti mereka yang berprofesi sebagai tukang becak, tukang parkir, pedagang kecil, dan buruh. Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa kecamatan yang sudah termasuk zona merah Covid-19.

Pembagian Hand Sanitizer Pada Masyarakat  yang tidak WFH

Sumber : https://gpan.or.id/category/gpan-regional-madiun

Pengembangan dan Kolaborasi GPAN

Mewujudkan GPAN yang cermat berdampak untuk kemajuan budaya literasi berbangsa Indonesia. Kalimat inilah yang mengiringi harlah atau HUT GPAN yang ke-7. Tahun 2022 HUT GPAN diwarnai dengan serangkaian kegiatan yang berbasis hybrid. Semua kegiatan dimulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan dilakukan secara online. Momen HUT GPAN kali ini juga dibarengi dengan kegiatan peresmian Yayasan Askara Insan Nusantara, yang merupakan yayasan baru bentukan dari GPAN Indonesia.

Agenda kegiatan yang diadakan dalam rangka HUT GPAN ke-7 ini meliputi khotmil qur’an dan kajian, lomba pidato dan tartil, serta malam puncak HUT GPAN sekaligus peresmian Yayasan Askara Insan Nusantara. Serangkaian acara HUT GPAN kali ini dikampanyekan secara terbuka untuk umum yang diawali dengan seleksi perlombaan pidato dan tartil. Kegiatan ini dinilai spesial karena mendatangkan pemateri Dr. Syahril Siddik, M. A. yang merupakan Guest Research at Leiden University Belanda dan Wakil Rais Syuriah PCI NU Belanda.

Rakernas HUT GPAN Ke-7

Selama ini GPAN bekerja sama dengan banyak pihak, mulai dari lembaga negeri dan swasta seperti Universitas Hindu Negeri, Sekolah Alam Ramadhani, Yayasan Pita Kuning, Taman Baca Masyarakat, dan beberapa media partner, seperti Bacamalang.com, evenmenulis, ngobrolevent, media event, @lokergurubali, @trenggalekeksis, @young.darjo, Berita Bandung (bb), MHS UM, Bukakdulu.com, Media Partner, dan Indramayumojok.

Sebagai relawan, kita bisa mengasah dan menambah skill yang kita miliki untuk menambah pengalaman bekerja dalam bidang sosial, kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Kamu juga bisa cari rekomendasi organisasi kepemudaan  dan pendidikan lainnya di website Indorelawan.org pada menu Cari Organisasi. Ubah Niat Baik Jadi Aksi Baik Hari Ini dengan #JadiRelawan di isu sosial, kemanusiaan atau pendidikan.

Ditulis oleh Indah Ashlachal Ummah
Disunting oleh Renita Yulistiana
Hasil wawancara dengan founder GPAN (Imam Arifaillah Syaiful Huda) dan sumber website GPAN (gpan.or.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *