Menjadi Caregiver Kanker Untuk Ibu: Rasanya Campur Aduk

Menjadi Caregiver Kanker Untuk Ibu: Rasanya Campur Aduk

Caregiver merupakan seseorang yang membantu dan memberi dukungan kepada individu yang memiliki keterbatasan, dalam hal ini adalah masalah kesehatan, sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Bentuk dukungan yang diberikan oleh seorang caregiver berupa perawatan hingga dukungan emosional.

Selama ini mungkin kita hanya mengetahui bahwa caregiver adalah seorang tenaga profesional. Namun, anggota keluarga dapat menjadi caregiver bagi keluarganya sendiri. Seperti yang dilakukan oleh Kak Rofifah Rohadatul ‘Aisy, dua tahun yang lalu.

Awal Menjadi Caregiver Kanker

Kak Rofifah Rohadatul ‘Aisy yang biasa dipanggil dengan Kak Aisy, menjadi seorang caregiver untuk sang Ibu yang merupakan survivor kanker. Ini berawal ketika Ibu dari Kak Aisy mengikuti webinar mengenai kanker dan mendapatkan voucher pemeriksaan kanker di Rumah Sakit Haji Surabaya. Memilih untuk mengikuti pemeriksaan tersebut, ternyata Ibu didiagnosis kanker dengan stadium 3B.

“Aku tidak mengetahui secara pasti apa yang Ibu rasakan. Aku tahu diagnosis tersebut dari ayahku dan I didn’t see that coming. Perasaanku pada waktu itu pastinya kaget dan sempat tidak percaya karena beliau terlihat sehat-sehat saja.”

Perjuangan Ibu Melawan Kanker

Dengan hasil diagnosis yang diterima, Kak Aisy mencoba untuk membuka percakapan dengan temannya yang memiliki Ibu dengan kondisi medis serupa. Ibu dari teman Kak Aisy banyak membantu dalam memberikan dukungan moral untuk Ibu dan menganjurkan untuk langsung mengambil tindakan operasi.

“Sebenarnya, opsi tindakan medis selain operasi yang tersedia adalah kemoterapi. Namun, atas dasar tingkat keparahan kanker yang Ibu derita, satu-satunya opsi yang menjanjikan adalah operasi.”

Berbagai pertimbangan dilakukan, akhirnya keluarga Kak Aisy sepakat untuk mengambil tindakan operasi. Meskipun begitu, Ibu masih harus menjalani tahapan kemoterapi dan radiasi pascaoperasi di dua rumah sakit yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan kankernya muncul kembali.

Mulai dari perubahan fisik hingga non fisik dirasakan oleh Ibu setelah dilakukan tindakan. Perubahan fisik yang terjadi seperti rambut Ibu yang mulai rontok selama proses kemoterapi dan adanya luka bakar yang merambat pada beberapa area tubuh pasca tindakan radiasi.

Namun, dengan perubahan fisik tersebut tidak menghalangi semangat Ibu untuk sembuh. Berkat komunitas kanker yang dikenalnya, perasaan Ibu lebih bahagia karena merasa adanya dukungan moral yang diberikan satu sama lain. Sampai saat ini, Ibu masih sering menghabiskan waktunya bersama teman-teman komunitas.

Di dalam serangkaian pengobatan Ibu, hal yang paling membekas bagi Kak Aisy adalah semangat Ibu untuk sembuh dan keikhlasan Ibu terhadap kondisi yang sedang dialaminya.

“Kejadian yang membuat aku semakin yakin bahwa beliau memang ingin sembuh adalah ketika Ibu tetap memaksa dirinya untuk mendapat asupan nutrisi. Meskipun, makanan apapun yang Ibu konsumsi terpaksa beliau muntahkan sebagai efek samping kemoterapi.”

Pelajaran dan Orang Hebat Di Dalamnya

Bagi Kak Aisy, Ibu dan Ayah menjadi orang hebat selama perjalanan melawan kanker yang diderita Ibu. Ibu dengan semangatnya untuk sembuh dan ayah yang tetap berada di sisi Ibu untuk merawatnya dengan baik. Kak Aisy juga memandang dirinya hebat karena pada saat itu, Kak Aisy mampu merawat tiga anggota keluarga yang bergantian dirawat di rumah sakit dalam kurun waktu yang hampir bersamaan.

Sepanjang perjalanan Ibu dalam melawan kanker, Kak Aisy menyadari bahwa pola hidup sehat menjadi hal yang sangat penting. Kurangnya kontrol diri dalam menjaga pola hidup, seringkali menjadi penyebab timbulnya penyakit.

Kak Aisy juga menyadari bahwa dukungan orang sekitar sangat membantu dalam proses pengobatan kanker yang dijalani Ibu. Pada akhirnya dukungan tersebut bisa membantu Ibu untuk mengelola stres selama proses pengobatan.

Pengalaman Menjadi Caregiver Kanker Yang Berharga

“Menjaga orang sakit itu tidak mudah, perlu kesabaran dan keikhlasan karena kita harus mengorbankan kepentingan kita sendiri untuk orang yang kita sayang. Semangat, siapa tahu surganya ada di situ.”

Berbagai perasaan dirasakan oleh Kak Aisy ketika menjadi seorang caregiver. Perasaan sedih, perasaan takut ditinggalkan, dan perasaan senang ketika tahu bahwa sang Ibu semangat untuk sembuh. Rasanya campur aduk. Menjadi caregiver adalah pengalaman yang berharga dan tak terlupakan untuk Kak Aisy. Jangan ragu untuk berbuat baik! Ubah Niat Baik Jadi Aksi Baik Hari Ini bersama Indorelawan.

Project Relawan Super Indorelawan 2024
Reporter: Dwika Zain Magenda Muhammad
Copywriter: Firdanisa Ayu Ferdyadhani & Tsamara Putri
Editor: Indorelawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *