Porter Kereta Api yang Mengandalkan Bayaran Seikhlasnya

Porter Kereta Api yang Mengandalkan Bayaran Seikhlasnya

Pak Rojak, seorang pria yang sudah berusia 66 tahun, bekerja sebagai porter di KAI di Stasiun Gubeng, Surabaya. Pak Rojak telah bekerja sejak Mei, tahun 1982 saat musim kampanye. Pekerjaannya saat ini bukanlah pilihan, tetapi sudah ditakdirkan begitu katanya. Rojak adalah sosok yang gigih dan penuh semangat dalam menjalani pekerjaannya sebagai porter di Stasiun Gubeng, Surabaya. Meskipun usianya sudah lansia, Pak Rojak tetap bekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Setiap hari, beliau membantu penumpang untuk membawa barang-barang mereka, memberikan informasi tentang jadwal kereta api, serta memberikan bantuan kepada siapa pun yang membutuhkannya.

Porter atau pramuantar adalah seseorang yang membantu membawa barang milik orang lain. Selain itu, istilah ini juga digunakan untuk merujuk pada karyawan hotel, kereta api, rumah sakit, dan bandara yang membantu membawa barang penumpang atau tamu. Dahulu, Pak Rojak juga ingin bekerja sebagai petugas KAI. Menurutnya, untuk menjadi pegawai, harus dimulai dari menjadi porter (disebut PHL, Pegawai Harian Lepas). Saat itu, KAI sedang membutuhkan tenaga, namun saat Pak Rojak diajukan untuk bekerja ternyata usianya sudah terlalu tua dan akhirnya adik-adik Pak Rojak yang bekerja di sana.

Tantangan Saat Menjadi Porter

Pak Rojak menghadapi tantangan dalam pekerjaannya dengan sikap yang sudah biasa dan wajar. Karena pengalaman kerjanya yang sudah puluhan tahun, ia merasa tidak masalah apakah sedang sepi atau ramai, karena sudah terbiasa dengan kondisi tersebut selama 40 tahun bekerja.

Kalau jaman dulu sepi agak susah. Ada tuntutan di belakang karena ada tanggungan anak yang masih kecil. Untuk menghadapi tantangan, istri saya di rumah ada usaha jahit dan dulu waktu masih muda, kalau di rumah ada orang yang nyuruh kerja serabutan apa saja saya ambil” ungkapnya saat diwawancarai di Stasiun Gubeng.

Sebagai seorang porter, Pak Rojak tidak mendapatkan gaji tetap sama sekali. Upahnya hanya berasal dari penumpang yang menggunakan jasanya. Untuk mengatur keuangan dengan seikhlasnya, Pak Rojak kadang-kadang meminta tambahan jika upah angkut barangnya tidak sesuai dengan yang diberikan oleh penumpang. Jika diberikan lebih, tentu akan diterima dengan senang hati. Namun, jika tidak diberikan, Pak Rojak tidak akan kecewa. Baik itu upah yang lebih atau kurang dari jasanya, semuanya akan dihitung dengan cermat. Sisanya, akan dibalas oleh yang di atas atau ada penggantinya. Pak Rojak mengucapkan hal ini sambil tersenyum.

Apa saja sih yang membuat Pak Rojak semangat?

Melihat penumpang yang kesulitan membawa barang dan harus naik ke atas kereta dengan barang-barang, serta dapat membantu penumpang dan diberi upah seikhlasnya, merupakan suatu kebanggaan baginya. Pak Rojak pasti pernah merasakan kelelahan seperti yang dialami. Beliau menceritakan bahwa dulu beban kerjanya sangat berat, karena selain bekerja sebagai porter, beliau juga mengangkut barang-barang ekspedisi. Maka tidak heran jika dulu beliau sering mengeluh, terutama saat harus mengangkat barang-barang besar di malam hari. Namun sekarang, beliau sudah tidak mengalami hal tersebut lagi karena hanya bekerja sebagai porter saja.

Semoga Pak Rojak selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan dalam menjalani pekerjaannya sebagai porter di KAI. Semoga beliau tetap semangat dan terus memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang. Terima kasih atas dedikasi dan kerja kerasnya selama ini. Semoga Pak Rojak selalu diberkati dalam setiap langkahnya. Ubah Niat Baik Jadi Aksi Baik Hari Ini.

Project Relawan Super Indorelawan 2024
Reporter: Sevy Sintya Maharani
Copywriter: Renita & Indah Suryani
Editor: Indorelawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *