Aktivisme sering kali dianggap sebagai sesuatu yang penuh dengan gerakan besar dan protes. Namun, bagi Zidni Amaliyatul Hidayah, aktivisme lebih dari itu. Baginya, ini adalah perjalanan batin yang diawali dari niat tulus untuk membantu orang lain. Zidni adalah sosok yang aktif di berbagai komunitas sosial, seperti Desamind Indonesia dan Sahabat Yatim Yogyakarta. Aktivismenya lahir dari keinginan untuk tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi sesama, dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah.
Awal Mula Terjun ke Dunia Aktivis
Zidni memulai perjalanan aktivismenya dengan alasan sederhana: untuk menyibukkan diri dan melupakan masalah-masalah yang mengganggu kesehatannya, terutama kesehatan mental. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menemukan makna yang lebih dalam. “Aku sadar bahwa hidup ini untuk melayani umat,” ujarnya. Bagi Zidni, mengabdi kepada Allah bukan hanya melalui ibadah, tetapi juga dengan memberikan manfaat kepada orang lain.
Inspirasi terbesar Zidni datang dari sahabatnya yang selalu mendukung dan berkata, “Bagaimanapun orang-orang berlaku kepadamu, tetap jadi orang baik ya.” Dukungan ini semakin memantapkan Zidni untuk melanjutkan perjalanan aktivismenya, meskipun sering kali ia merasa lelah dan terpuruk.
“Pada titik aku sadar bahwa hidupku adalah untuk mengabdi, aku tahu bahwa ini adalah jalan yang ingin kutekuni selamanya.”
Tantangan dan Motivasi yang Terus Membakar Semangat
Sebagai seorang aktivis, Zidni menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah masalah finansial. “Kadang kita pengen bantu banyak orang, tapi finansial jadi kendala,” ceritanya. Meski begitu, tantangan tersebut tidak pernah mengurungkan niatnya untuk terus berbuat baik. Ketika situasi terasa sulit, ia selalu mengingat niat awalnya: melakukan semua ini untuk Allah.
Pernah suatu waktu, Zidni merasa ingin berhenti. Ia bertemu dengan orang-orang yang problematik dan merasa energinya terkuras habis. Selain itu, tuntutan karier yang semakin menyita waktu membuatnya kesulitan untuk menyeimbangkan aktivitas sosial dan pekerjaan. Namun, di saat-saat seperti itulah Zidni kembali merenung dan menyadari bahwa banyak orang di luar sana yang masih membutuhkan bantuannya. Ia pun memutuskan untuk terus melangkah.
“Banyak orang di luar sana yang masih butuh aku. Masa gara-gara masalah kecil, aku harus berhenti berbuat baik?”
Inspirasi dari Nabi dan Para Pendakwah
Zidni mendapatkan inspirasi besar dari kisah Nabi Muhammad SAW dan para pendakwah Islam. Mereka berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan materi, hanya semata-mata untuk mencari ridho Allah. Hal inilah yang menjadi prinsip Zidni dalam menjalani hidup sebagai aktivis kemanusiaan. Menurutnya, kebahagiaan tidak selalu diukur dari harta atau uang, melainkan dari kebermanfaatan yang bisa diberikan kepada orang lain.
Zidni percaya bahwa salah satu kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah ketika kita bisa bermanfaat bagi sesama. Tidak harus selalu besar, bahkan hal-hal kecil seperti memberikan senyuman atau mendengarkan cerita orang lain pun bisa menjadi bentuk kontribusi yang berharga. Ia juga yakin bahwa setiap orang punya cara untuk berbuat baik, meskipun mungkin mereka belum menyadari kapasitas diri mereka.
“Bahagia itu bukan soal uang, tapi soal kebermanfaatan. Sesederhana memberikan senyuman, sesederhana peduli, itu semua punya dampak besar.”
Menjadi Aktivis yang Mengubah Dunia
Bagi Zidni, peran aktivis sangat penting dalam menghadapi berbagai masalah sosial yang ada saat ini. Ia melihat banyak orang yang baik hati, tetapi terkadang mereka tidak berani bertindak untuk melakukan kebaikan. Karena itu, Zidni merasa bahwa aktivis kemanusiaan harus bisa menjadi inspirasi dan motivator bagi orang lain untuk ikut terlibat dalam gerakan sosial.
Jika Zidni diberi kesempatan untuk mengubah satu pandangan besar di masyarakat, ia ingin mengubah pandangan mengenai strata sosial dan budaya patriarki. Ia merasa bahwa kedua hal ini sering kali menjadi akar dari berbagai masalah sosial dan kesehatan mental. Edukasi dan pembuktian melalui teladan-teladan tokoh ternama bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, Zidni juga bercita-cita untuk dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada orang lain, terutama mereka yang mungkin merasa tidak punya waktu atau kapasitas untuk berbuat baik. Menurutnya, setiap orang bisa memulai dari hal-hal kecil, seperti menyisihkan waktu untuk membantu orang lain atau sekadar memberikan dukungan moral kepada mereka yang membutuhkan.

Membangun Masa Depan Aktivisme yang Lebih Baik
Zidni optimis bahwa masa depan aktivisme di Indonesia akan semakin cerah. Banyak komunitas dan organisasi yang bergerak di berbagai bidang, dan ia percaya bahwa semakin banyak orang yang akan terlibat dalam gerakan ini. Namun, ia juga berharap bahwa niat para aktivis bisa selalu tulus, bukan semata-mata untuk mendapatkan popularitas atau penghargaan.
Zidni juga berbagi pengalamannya yang paling berharga sebagai aktivis, yaitu ketika ia mengajarkan syahadat, Al-Fatihah, dan sholat kepada dua keluarga di Entikong, Kalimantan Barat. Kedua keluarga tersebut beragama Islam, tetapi belum mengenal Allah dan belum bisa sholat. Bagi Zidni, ini adalah momen yang sangat berharga, karena ia bisa menyebarkan kebaikan yang sangat mendalam.
“Aku merasa beruntung bisa mengenalkan Allah kepada mereka. Momen itu tidak akan pernah aku lupakan.”
Ayo Bergabung Menjadi Aktivis!
Bagi kamu yang ingin terjun ke dunia aktivisme, Zidni punya pesan penting: lakukan semuanya dengan ketulusan hati. Ketika niat kita tulus, setiap tindakan kita akan sampai ke hati orang lain. Aktivisme bukan soal uang atau ketenaran, tetapi soal pengabdian diri sebagai hamba Allah yang ingin menebar kebaikan.
Jadi, jika kamu ingin berkontribusi dalam perubahan sosial, jangan ragu untuk memulai. Kamu bisa bergabung dengan berbagai komunitas sosial melalui platform seperti Indorelawan dan menjadi bagian dari perubahan besar.
“Mengabdilah dengan ketulusan hati, karena yang dari hati akan sampai ke hati.”
Penulis: Nabila Aprisanti
Penyunting: Renita Yulistiana