Berdasarkan data dari ScienceMag, jumlah produksi sampah plastik global sejak 1950 hingga 2015 cenderung selalu menunjukkan peningkatan, bagaimana pada tahun ini dan tahun berikutnya yang tak terasa tinggal beberapa hari lagi menuju 2023. Negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Utara yang cenderung memiliki total tumpukan sampah tinggi cenderung memiliki risiko rendah mengalami pencemaran, polusi, maupun kerusakan lingkungan karena sampah. Data menunjukkan, negara-negara yang memiliki masalah dalam pengelolaan sampah-sampahnya justru berada di kawasan Asia Timur dan tenggara, terutama China. Namun, Indonesia pun termasuk salah satu negara yang masih bermasalah dengan pengelolaan sampahnya, dengan menduduki posisi kedua, di bawah China.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menyebutkan, pada tahun 2021 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 29,8 juta ton, jumlah tersebut 17,54 persennya merupakan sampah plastik. persen, perniagaan 18,08 persen, pasar 17,34 persen, perkantoran 8,17 Adapun sumber sampahnya berasal dari rumah tangga sebesar 40,88 persen, fasilitas publik 6,32 persen dan kawasan 5,8 persen. Karena itu, KLHK menyatakan, “upaya mengurangi sampah plastik memerlukan kontribusi dari berbagai pihak termasuk masyarakat dan swasta”.
Indonesia terus mengerahkan segala upaya agar produksi sampah plastik di Indonesia bisa berkurang. Sehingga terdapat target pengurangan sampah yang ingin mencapai hingga 70% pada 2025 diharapkan bisa tercapai. Dalam mengelola dan mengurangi sampah, beberapa upaya harus dilakukan dengan menggandeng pihak swasta dalam Organisasi Pengelolaan Sampah Plastik atau Plastic Recovery Organization (PRO). Ada enam perusahaan besar dalam PRO yang terlibat dan diharapkan bisa ikut mengubah cara pandang masyarakat terhadap produk kemasan plastik. Salah satu program yang dilakukan adalah pelaksanaan program Citarum Harum di sepanjang sungai Citarum, Jawa Barat. Sungai tersebut, sebelumnya dikenal sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.
Di indorelawan.org terdapat organisasi Lingkungan Siapa “Whose Environment” yang berfokus pada pemulihan lingkungan dengan aktivitas dan narasi positif. Audit merk per akhir bulan. bersih-bersih yang lakukan sangat menarik karena dilanjutkan dengan brand audit. Brand audit adalah program Break Free From Plastic (BFFP) yang bertujuan supaya kita mengetahui perusahaan yang bertanggungjawab atas pencemaran plastik secara global. Kamu bisa kenalan lebih jauh tentang organisasi ini dan mencari tahu informasi kegiatan bersih-bersihnya melalui link ini.
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Indonesia yang ingin memberi dampak kepada masyarakat adalah dengan menggalakkan kampanye perubahan gaya hidup dan pola pikir di masyarakat. Kampanye tersebut bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memilih barang yang akan dipakai/konsumsi agar tidak menjadi sampah baru ini.
Apa yang harus kita lakukan?
Sebenarnya banyak, sangat banyak yang bisa kita lakukan untuk menjaga dunia yang kita tempati dari sampah, tapi semuanya akan bergerak jika ada kesadaran dari diri masing-masing. Dimulai dari memperhatikan penggunaan plastik secara benar maka kita sudah satu langkah membantu sekaligus melestarikan bumi tercinta.
Berikut adalah cara yang bisa dicoba untuk mengurangi penggunaan plastik yang sekaligus mendaur ulangnya: tidak menggunakan sedotan plastik, membawa tas belanja sendiri, mempunyai dan membawa botol minum sendiri, membiasakan diri untuk memasak sendiri di rumah, membeli barang dalam kemasan yang lebih besar untuk waktu yang lama, membatasi penggunaan microbeads, memilih es krim cone dibandingkan es krim cup, hindari/batasi mengonsumsi permen karet, membatasi penggunaan plastik dalam membungkus paket, menggunakan bahan bekas yang bisa dipakai lagi, membuat tas daur ulang dari pembungkus plastik, memanfaatkan botol plastik sebagai pot, mengkreasikan botol plastik besar menjadi celengan, botol plastik dirubah menjadi tempat penyimpanan.
Masih banyak yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah, bahkan banyak di antaranya dari ide kreatif yang menghasilkan cuan. Kita hanya perlu lebih peduli selama berjalan di dunia, kita juga yang harus menjaganya. Sudah saatnya kita #JadiPeduli pada sampah yang ada lingkungan, rumah, jalan, apalagi yang terlihat oleh kita. Mengurangi sampah harus kita lakukan karena kita tidak bisa menutup kemungkinan tidak menghasilkannya.
Ditulis oleh Pebi Sofial
Disunting oleh Renita Yulistiana
Referensi
https://www.mongabay.co.id/2020/11/24/cara-indonesia-kurangi-sampah-plastik-hingga-70-persen/
https://www.rumah.com/panduan-properti/15-cara-mengurangi-sampah-plastik-rumahan-dan-contoh-daur-ulangnya-27696
https://www.kemenperin.go.id/artikel/23626/Usung-Sirkular-Ekonomi,-Kemenperin-Dukung-Industri-Olah-Sampah-Plastik
https://www.republika.co.id/berita/riv7wa428/klhk-jumlah-timbunan-sampah-di-indonesia-capai-298-juta-ton-pada-2021