Cerita Bu Ayik dan Organisasi KAGEM

Cerita Bu Ayik dan Organisasi KAGEM

Pendidikan di Indonesia menjadi salah satu problematika yang tak kunjung usai permasalahannya. Begitu banyak pendramaan mengenai Pendidikan di Indonesia yang masih terjadi hingga saat ini. Dimulai dari tidak meratanya akses pendidikan, bahan pembelajaran yang masih minim, sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurikulum pembelajaran yang kurang tepat, hingga kurangnya dana dari pemerintah. Melihat situasi seperti ini Susi Farid atau biasa dipanggil dengan Bu Ayik merasa terpanggil dirinya untuk berkontribusi dalam mengupayakan pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah Bu Ayik tinggal, Desa Sardonoharjo, Yogyakarta.

Kagem merupakan sebuah organisasi di bidang sosial-pendidikan yang didirikan oleh Bu Ayik. Berdirinya Kagem dilatarbelakangi oleh isu pendidikan yang ada di desanya. Banyak orang tua yang memiliki riwayat pendidikan rendah sehingga mereka memilih bekerja sebagai petani, buruh, hingga tukang cuci. Melihat kondisi para orang tua yang sibuk bekerja dan kesulitan menyediakan waktu untuk menemani anak-anaknya belajar, Bu Ayik akhirnya terdorong untuk mendirikan Kagem. 

Mulanya Kagem hanya merupakan kelompok taman baca saja, tetapi akhirnya para orang tua di desa Sardonoharo meminta Bu Ayik untuk sekaligus membantu mendampingi anak-anaknya belajar. Seiring berjalannya waktu jumlah anak-anak di rumah Bu Ayik – yang sekaligus menjadi tempat berdirinya Kagem – pun bertambah. Berkat the power of mouth-to-mouth akhirnya banyak warga yang mendukung aksi baik Bu Ayik tersebut, sehingga pada 19 Oktober 2012 Kagem secara resmi didirikan. 

Kagem memiliki filosofi yang sangat menggambarkan organisasinya yaitu “Bermain Sambil Belajar, Belajar Sambil Bermain.” Pun penciptaan suasana belajar Kagem sangat menggambarkan filosofinya tersebut. Pembelajaran dilakukan dengan kreatif agar anak tidak mudah bosan. Lokasi kegiatan juga dirancang akrab dengan alam untuk membangun motivasi dan meningkatkan semangat belajar para anak-anak. Kagem bergerak dibantu oleh para relawan dari berbagai daerah yang berlatar pendidikan berbeda di Yogyakarta seperti, UII, UGM, UIN, UPN, UNY. 

Proses Rekrutmen dan Kriteria Relawan

Semula proses perekrutan pertama dilakukan langsung oleh Bu Ayik dengan ajakan-ajakan. Pada saat itu Bu Ayik berhasil mendapatkan empat orang mahasiswa yang bersedia menjadi relawan Kagem. Seiring dengan berjalannya waktu relawan Kagem pun semakin bertambah bahkan hingga kini tercatat relawan Kagem sudah mencapai sekitar 20 orang yang aktif. Adapun proses perekrutan yang dilakukan oleh Kagem saat ini terdapat dua cara yaitu open recruitment dan close recruitment. 

Open recruitment dilakukan pada saat Kagem merasa butuh banyak relawan. Pada masa-masa tertentu jumlah relawan sedikit demi sedikit mulai berkurang. Berkurangnya relawan biasanya disebabkan oleh komitmen relawan yang rendah terhadap organisasi atau juga disebabkan karena relawan Kagem yang telah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi masing-masing dan telah kembali ke rumahnya atau telah sibuk bekerja. Sehingga di masa itu Kagem mulai kekurangan relawan dan membuka open recruitment

Sedangkan close recruitment dilakukan tanpa ada waktu khusus. Artinya kapanpun seseorang yang memiliki minat dan juga komitmen bisa bergabung menjadi relawan Kagem hanya dengan menghubunginya di Instagram @kagemjogja ataupun menghubungi para tim relawan Kagem. Apabila selama waktu yang ditentukan oleh Kagem orang tersebut dinilai memiliki komitmen yang tinggi terhadap keorganisasian Kagem, maka Kagem akan memberikan formulir pernyataan keorganisasian secara resmi. 

Kagem sendiri memiliki kriteria relawan. Kriteria relawan Kagem yaitu siapapun yang memiliki komitmen tinggi untuk aktif dalam keorganisasian Kagem, selain itu Kagem tidak memiliki persyaratan khusus untuk para calon relawan. Kagem menilai, agar organisasi ini dapat berlangsung lama maka yang dibutuhkan hanyalah komitmen yang tinggi dari seseorang untuk mengabdi jadi bagian keluarga Kagem saja. 

Tujuan Kagem

Kagem berkeinginan agar menjadi wadah belajar yang ramah dan mengasyikan bagi siapapun, bahkan tidak hanya bagi anak-anak tetapi Kagem juga ingin organisasi ini dapat bermanfaat bagi para relawan yang berpartisipasi. Sejauh ini Kagem telah banyak berkontribusi dalam berbagai hal, tidak hanya soal belajar-mengajar saja Kagem juga berusaha untuk dapat memfasilitasi warga sekitar dalam hal pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan pendidikan anak-anak, dan Kagem juga sangat terbuka dengan karang taruna setempat untuk berkolaborasi dalam berbagai hal terutama kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan desa tersebut. 

“Kagem sangat ingin untuk terus menerus menjadi lantera meskipun di tempat yang gelap dan juga menjadi lantera yang walaupun cahayanya redup tapi tetap bisa dimanfaatkan untuk menerangi sekitar.” Adim selaku ketua Kagem.

Visi dan Misi

Visi Kagem adalah, menjadi pusat sumber belajar yang berbasis komunitas yang dapat mendorong kreatifitas, kerukunan, kepedulian, dan kemandirian. Adapun misi kagem untuk menyukseskan visinya ada 3, yaitu:

  1. Memotivasi dan mendukung kegiatan belajar anak-anak khususnya dari keluarga yang tidak mampu di sekitar Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY
  2. Memupuk rasa kepedulian sosial dan lingkungan sejak dini bagi anak-anak, remaja, para mahasiswa, juga warga sekitar
  3. Menanamkan pendidikan karakter sejak dini untuk menjadikan mereka sebagai sosok yang sopan, santun, percaya diri, dan mandiri

Ragam Aktivitas Kagem

Kagem memiliki beberapa aktivitas, diantaranya:

  1. Belajar-mengajar. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan Kagem yang diadakan setiap Selasa, Kamis, dan Minggu. Kegiatan ini berisikan bimbingan dari para relawan terhadap anak-anak di organisasi. Bimbingan yang diberikan beragam seperti belajar membaca, berhitung, Bahasa dan lainnya.
  2. Bakti sosial. Selain belajar-mengajar Kagem juga mengadakan bakti sosial yang diadakan setiap bulan Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan untuk mensejahterahkan warga dengan cara melakukan penjualan sembako dan pakaian murah serta juga mendirikan stand-stand untuk UKM warga setempat.
  3. Parenting. Kegiatan ini ditujukan untuk para orang tua. Kagem dengan sangat rinci menyadari bahwa peran orang tua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak, terlebih orang tua merupakan guru pertama bagi anak-anaknya sehingga Kagem menyelenggarakan kegiatan parenting di organisasinya sebagai penyuluhan atau informasi untuk para orang tua mengenai pola asuh anak yang baik. Kagem tentunya mengundang para ahli di bidangnya untuk jadi pembicara pada kegiatan ini.
  4. Makrab punggawa. Event ini lakukan 1 tahun sekali, dimana kegiatan ini bertujuan untuk menyambung silaturahmi antar punggawa dan juga alumni punggawa. Tentunya event ini diisi berbagai macam acara yang seru.
  5. Wisata edukasi. Kagem dengan filosofi nya “Bermain Sambil Belajar, Belajar Sambil Bermain” memperkenalkan kepada anak-anak bahwa belajar bukan melulu soal berkutat dengan buku dan duduk rapih di kelas, tetapi belajar juga bisa dilakukan di luar ruangan. Kegiatan wisata edukasi ini merupakan kegiatan belajar yang dilakukan dengan mengajak para murid berpergian ke kebun binatang, museum, dan sebagainya.
  6. Bimbel inspirasi. Kegiatan ini dilakukan secara terjadwal satu bulan sekali dengan diisi oleh para mahasiswa yang mengajarkan hal-hal di luar pelajaran sekolah, seperti cara membaca peta, membuat mainan, dan hal lainnya yang masih berhubungan dengan pembelajaran. Kegiatan bimbel inspirasi ini merupakan kegiatan belajar yang dibungkus dengan permainan.
  7. Kagem mengabdi. Kegiatan ini merupakan kegiatan terbaru dari Kagem.

Kagem Mengabdi

Usia Kagem kini hampir menginjak 11 tahun, dengan umur yang sudah dibilang cukup matang para relawan merasa Kagem perlu untuk memperluas manfaatnya. Mulanya kegiatan ini berawal dari keisengan acara perkumpulan makrab punggawa. Malam itu obrolan-obrolan antar punggawa Kagem dan alumni berlangsung secara serius di kemakraban. Salah satu alumni mencetuskan ide “Kagem Mengabdi” tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu desa yang membutuhkan. Kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan KKN, namun yang membedakan kegiatan ini diisi oleh para relawan selama 5 hari. 

Kagem mengabdi #1 telah dilaksanakan pada Januari lalu dengan total jumlah relawan sekitar hampir 50 relawan. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mencari solusi-solusi atas permasalahan desa tersebut. Adapun identifikasi masalah dilakukan dengan survey terhadap desa. Hasilnya berupa beberapa gambaran mengenai permasalahan yang ada di desa tersebut yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. 

Selama 5 hari di sana tim relawan mengeksekusi solusi-solusi dari permasalahan tersebut namun karena terkendala dengan waktu sehingga solusi yang ditawarkannya pun yaitu berupa penyuluhan. Adapun penyuluhan nya yaitu informasi mengenai stunting, cara membuat perizinan usaha, cara packaging atau teknik pengemasan produk yang baik, dan juga cara membuat desain poster yang menarik untuk digunakan di social media. Acara ini sangat disambut baik oleh warga setempat.

Adim mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu. Kagem sendiri belum terpikirkan kembali kapan untuk mengadakan Kagem mengabdi #2. Bagi Adim kegiatan ini memungkinkan dilakukan apabila ada kesempatan lagi. Adapun kegiatan terdekat yang akan dilakukan Kagem saat ini yaitu Bakti sosial yang akan dilakukan di bulan Ramadhan mendatang.

Bu Ayik selaku pendiri Kagem sangat patut kita juluki sebagai pahlawan. Kelembutan hati Bu Ayik telah mendorong Bu Ayik untuk melakukan tugas yang sungguh mulia ini. Berawal dari niatnya yang baik ingin menciptakan suasana belajar yang nyaman untuk anak hingga mewujudkannya. Kamu juga bisa memulai langkah baik kamu seperti Bu Ayik dengan menjadi relawan. Yuk, daftarkan diri kamu #JadiRelawan di Indorelawan.org. Ubah Niat Baik Jadi Aksi Baik Hari Ini. 

Referensi

Ditulis oleh Sinta Barokah dari hasil wawancara dengan Adim Windi Yad’ulah
Sumber pendukung:
1. Frame, K. J. (2022, April 2).
2. Wardhana, H. (2016, Agustus 30). Lentera Pendidikan dan Kegembiraan Anak-anak Itu Bernama “KAGEM”
3. kompasiana.com. (2022, Desember 7). Masalah Pendidikan di Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *